1. Lifestyle
  2. Daftar Barang Ramah Lingkungan Pengganti Plastik. Apakah Kamu Sudah Punya?
Lifestyle

Daftar Barang Ramah Lingkungan Pengganti Plastik. Apakah Kamu Sudah Punya?

Daftar Barang Ramah Lingkungan Pengganti Plastik. Apakah Kamu Sudah Punya?

Produk Ramah Lingkungan. Dengan menggunakan barang-barang ramah lingkungan, kamu tidak hanya mengurangi penggunaan plastik, tapi juga mengurangi polusi sampah plastik yang kini mulai mencemari sungai hingga mengakibatkan banjir serta menimbulkan penyakit. Yah, sampah plastik merupakan masalah serius bahkan sudah ditetapkan sebagai krisis global. Oleh sebab itu, masalah ini seharusnya bisa menjadi perhatian semua orang yang bisa ikut menanganinya dari hal terkecil, misalnya membawa botol minuman untuk mengurangi sampah botol plastik, atau menggunakan sedotan berbahan stainless sebagai pengganti sedotan plastik yang sering kali kita gunakan. Nah, jika kamu termasuk yang peduli lingkungan, mari mulai saat ini ganti penggunaan plastik dengan barang-barang ramah lingkungan.

?

1. Sedotan dari daun kelapa kering

Setiap kamu mengonsumsi minuman dingin atau kopi di restoran pastinya sering menggunakan sedotan plastik yang notabennya sekali pakai kemudian dibuang. Kamu bisa bayangkan jika hal ini berlangsung secara terus-menerus, pastinya plastik sampah akan terus menumpuk. Nah, baru-baru ini sedotan plastik mulai digantikan dengan sedotan dari daun kelapa. Jadi, sedotan daun kelapa ini dibuat dengan cara di kukus dibawah tekanan sehingga zat lilin keluar ke permukaan dan hasilnya adalah sedotan hidrofobik. Bagusnya lagi, sedotan ini dapat dicuci dan digunakan kembali.

?

2. Sikat gigi bambu

Bisa dibilang hampir semua sikat gigi plastik memaparkan bahan kimia berbahaya seperti bisphenol-A (BPA) yang bisa menyebabkan infertilitas dan berbagai jenis kanker. Nah, untuk melindungi kamu dan lingkungan, kamu bisa mengganti sikat gigi plastik dengan sikat gigi bambu. Bulu sikat gigi bambu yang lembut terbuat dari dasar 62 persen minyak biji jarak dan pegangannya terbuat dari 100 persen bambu yang dipanen secara liar. Selain itu pembungkus di sekitar gigi adalah berbasis tanaman. Dengan bahan organik ini, lama pemakaian pun sama seperti sikat gigi plastik.

?

3. Botol air dari stainless steel atau botol kaca

Selain sikat gigi plastik, botol air plastik yang dapat didaur ulang juga mengandung bahan kimia berbahaya seperti BPA, phthalate, PVC, atau polikarbonat yang dapat menyerap ke dalam air minum dan bisa menyebabkan kanker. Namun, zat kimia tersebut tidak ada dalam botol baja atau gelas air, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada tubuh dan lingkungan. Selain itu, botol air kaca dan baja juga dapat menjaga jamur dan bakteri yang sering kita temukan dalam botol plastik.

?

4. Sendok makan kayu

Daftar produk sustainble dapur?berikutnya adalah sendok makan. Cobalah mulai mengganti sendok makan plastik di dapur dengan sendok kayu agar lebih higienis dan dapat mengurangi plastik di dunia. Perlu kamu ketahui bahwa ketika kamu mengonsumsi makanan dengan sendok plastik, makanan akan semakin terkontaminasi dengan bahan kimia beracun dari plastik. Sendok kayu merupakan alternative ramah lingkungan yang sangat baik.

?

5. Pembalut dari katun

Selain perlengkapan mandi yang ramah lingkungan, ada pula pembalut dari bahan katun yang juga bisa jadi alternatif untuk mengurangi sampah plastik. Yah, pembalut ini terbuat dari bahan lembur dan bisa bernapas sehingga memungkinkan aliran udara di area intim. Resiko iritasi berkeringat dan lecet pun juga lebih sedikit dibandingkan pembalut sekali pakai. Selain itu, bantalan kain dapat digunakan kembali, tentunya ini bisa menjadi lebih hemat dan ramah lingkungan.

Demikianlah barang-barang ramah lingkungan yang bisa menjadi pengganti plastik. Berbagai produk sustainable ini tak hanya sebagai pengganti plastik tapi juga bisa menunjang kesehatan. Karena terbuat dari bahan alami sehingga tidak mencemarkan zat kimia atau zat lainnya yang dapat memicu penyakit. Jadi, bagaimana, tertarik untuk mulai hidup sederhana dengan bahan-bahan ramah lingkungan?

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel