1. Mom & Kids
  2. Strict Parents Bikin Anak Trauma? Kenali Ciri-Ciri dan Dampaknya
Mom & Kids

Strict Parents Bikin Anak Trauma? Kenali Ciri-Ciri dan Dampaknya

Strict Parents Bikin Anak Trauma? Kenali Ciri-Ciri dan Dampaknya

(Unsplash.com)

Ladiestory.id - Istilah Strict Parents berasal dari bahasa Inggris yang berati orang tua yang keras. Hal tersebut merujuk pada sebutan bagi orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter kepada anak. Orang tua yang seperti ini bisanya  kurang responsif dan banyak menuntut kepada anak. Mereka memiliki harapan yang tinggi kepada sang anak. Namun, tidak memberikan umpan balik yang baik dalam pengasuhan.

Anak selalu ditekankan mengikuti perkataan orang tua dan dihukum dengan keras jika melanggar. Hal tersebut dilakukan dengan dalih mengajarkan pengendalian diri dan mengelola perilaku pada anak.  Jika anak memberi respons terhadap perilaku orang tua, justru ditanggapi dengan negatif. Sehingga, anak merasa tidak diterima dan terabaikan pendapatnya.

Lalu, apa saja ciri-ciri strict parents? Berikut diantaranya;

Ilustrasi strict parents (Special)

Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter, biasanya akan menuntuk anak supaya mematuhi segala aturan atau perkatan orang tua. Bahkan, aturan yang dibuat meliputi seluruh aspek kehidupan anak baik di rumah maupun di khalayak umum. Kepatuhan juga banyak disalah artikan menjadi bentuk cinta anak kepada orang tua begitupun sebaliknya. Jika anak tidak mematuhi dianggap membantah dan durhaka kepada orang tua.

Tidak Melibatkan Anak dalam Mengambil Keputusan

Ilustrasi strict parents (Special)

Strict parents biasanya memiliki pengasuhan yang keras dan sering kali membuat keputusan bagi anak tanpa melibatkan mereka. Sehingga, anak tidak memiliki  pilihan lain kecuali mengikutinya. Ruang negosiasipun sedikit dan tetap lebih banyak didominasi pendapat orang tua. Anak-anak jarang atau bahkan tak dibiarkan membuat pilihan mereka sendiri.

Memberikan Hukuman Kepada Anak 

Ilustrasi strict parents (Special)

Orang tua yang otoriter tidak akan merasa ragu untuk melakukan sebuah tindakan dalam bentuk hukuman. Mereka  cenderung tidak memiliki kesabaran dalam memberikan penjelasan atas tindakan anaknya yang salah. Misalnya, anak melanggar aturan maka orang tua akan bertindak untuk memberi hukuman kepada anak sebagai efek jera. Parahnya, hukuman ini bisa bersifat verbal maupun fisik.

Memberikan Terlalu Banyak Harapan Kepada Anak 

anak sedih
Ilustrasi strict parents (Special)

Memberi terlalu banyak harapan merupakan salah satu ciri orang tua yang otoriter. Anak di tekan untuk menjadi sesuatu yang orang tua inginkan dan mengabaikan kemampuan atau personalnya. Bahkan, ketika anak tidak dapat memenuhinya orang tua akan menjatuhkan kesalahan kepada anak atas ketidakmampuannya. Sehingga, rasa bersalah dan malu yang hanya tertanam dalam diri anak.

Tidak Memberikan Kepercayaan pada Anak

Ilustrasi strict parents (Special)

Kebanyakan dari orang tua yang memiliki pola asuh otoriter atau disebut strict parents tidak memiliki rasa percaya kepada anak-anaknya. Sehingga, anak-anak tidak dapat memiliki keputusan atau pilihan sendiri sesuai dengan cara berpikir mereka. Orang tua merasa takut jika membiarkan anak-anak membat keputusan sendiri.

Konsekuensi yang buruk dianggap sebagai suatu momok menakutkan jika menimpa anak mereka. Strict parents akan lebih memilih untuk membawa atau mengarahkan anak-anaknya kepada sebuah keputusan yang aman dan tidak terjadi kesalahan sesuai dengan pengalaman mereka sebagai orang tua selama ini.

Berdasarkan kelima ciri-ciri di atas, strict parents memberikan dampak kepada anak. Baik secara psikis maupun fisik, sebab pola asuh yang diterapkan dan terjadi berulang akan memberikan sebuah tanda atau memori ingatan pada anak. Berikut ini, beberapa dampak pola asuh otoriter bagi anak;

  • Anak jadi sulit mengendalikan diri dan rentan akan depresi serta trauma.
  • Memiliki perasaan harga diri yang rendah dan tidak merasa tidak bahagia.
  • Menyalah artikan kepatuhan dan kesuksesan sebagai tanda cinta.
  • Merasa malu dan takut ketika berada di lingkungan dengan orang lain.
  • Sulit dalam bersosialisasi (anti sosial) karena kurangnya kompetensi sosial.

Banyak dari strict parents mengharapkan anak yang patuh dan baik dalam mengikuti aturan. Namun, hal ini menyebabkan mereka sulit dalam pengendalian dan disiplin diri. Anak-anak menjadi tidak benar-benar belajar dalam mengambil sebuah keputusan, menetapkan batasan dan melakukan sesuatu sesuai keinginannya.

Alangkah baiknya, orang tua mulai sadar akan pola asuh yang diterapkan. Jangan sampai, apa yang dilakukan selama ini justru memberi dampak buruk kedepannya. Semoga, kamu termasuk orang tua yang lebih memahami anak ya!

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel