Saat hubungan antara sepasang kekasih menanjak semakin serius, biasanya akan berlanjut pada ikatan pertunangan yang ditandai dengan pemberian sebuah cincin. Cincin ini dikenal dengan istilah cincin pertunangan. Untuk melamar sang kekasih, biasanya pria akan memberikan sebuah cincin pertunangan untuk menunjukkan niatnya dalam membawa hubungan tersebut menuju sebuah ikatan pernikahan. Di Indonesia sendiri, tradisi ini biasanya dilakukan dengan dua cara. Yang pertama adalah hanya pihak perempuan saja yang mengenakan cincin pertunangan, sedangkan lelaki tidak. Pihak lelakilah yang melamar dan langsung menyematkan cincin pada jari manis perempuan.
Seperti lirik lagu If you liked it then you shoulda put a ring on it yang merupakan penggalan merupakan penggalan lirik dari lagu Single Ladies yang dilantunkan oleh Beyonce. Ikatan cinta melalui pertunangan dilakukan dengan melakukan ritual tukar cincin yang mengharuskan kedua pihak mengenakan cincin pertunangan. Acara lamaran ini biasanya digelar di depan seluruh anggota keluarga besar kedua belah pihak.
Jika sudah mengenakan cincin pertunangan, ini menandakan bahwa kedua belah pihak telah 'diikat' satu sama lain. Secara tak langsung, hal ini dilakukan untuk menunjukkan pada orang lain bahwa keduanya sudah memiliki pasangan dan akan segera menikah. Namun, pernahkah kamu terpikir mengenai alasan di balik penggunaan cincin sebagai lambang ikatan cinta antar manusia? Mengapa bukan kalung, gelang, atau aneka perhiasan lainnya?
Sejarah cincin sebagai simbol komitmen ini bermula dari Mesir Kuno. Cincin dipilih sejak ratusan tahun lalu karena bentuknya yang bundar dan tak memiliki ujung. Ini dianggap sempurna untuk menyimbolkan sebuah siklus yang abadi dan tiada akhir. Sejarah penggunaan cincin untuk mengesahkan ikatan pertunangan sendiri masih simpang siur. Ada yang mengatakan bahwa tradisi ini dimulai oleh pria bernama Pobe Innocent III pada 1215 silam. Ialah yang mencetuskan bahwa cincin pertunangan merupakan sebuah lambang 'masa tunggu' menjelang hari pernikahan digelar. Orang Mesir menempatkan cincin pada jari manis tangan kiri. Hal ini dikarenakan pada jari manis terdapat pembuluh darah yang langsung mengalir ke jantung. Pembuluh ini dikenal dengan sebutan vena amoris.
Namun tradisi pemberian cincin kepada perempuan sebagai lambang pengikat dimulai oleh orang Romawi kuno. Bagi mereka, cincin diberikan untuk menunjukkan rasa penghargaan dan keinginan untuk melindungi pasangannya. Pada masa ini, cincin lebih ditekankan sebagai lambang kepemilikan terhadap perempuan, bukannya cinta.
Cincin saat ini dikenal sebagai simbol komitmen yang mengindikasikan keintiman dan koneksi yang kuat antara dua manusia. Simbol ini diberikan untuk memberikan rasa aman dan keyakinan dalam sebuah hubungan.
Sumber Foto Utama: istockphoto.com