1. Health
  2. Cek Kesehatan dari 6 Warna Darah Menstruasi 
Health

Cek Kesehatan dari 6 Warna Darah Menstruasi 

Cek Kesehatan dari 6 Warna Darah Menstruasi 

Ketika menstruasi, tubuh mengeluarkan jaringan dan darah dari rahim melalui vagina. Keluarnya darah haid ini dapat bervariasi, dari merah terang cokelat tua, hingga hitam, tergantung pada usia darah. Darah yang bertahan cukup lama di rahim akan bereaksi dengan oksigen (mengoksidasi). Akibatnya, darah yang sempat teroksidasi tampak lebih gelap ketika keluar dari tubuh. 

Perubahan hormonal dan kondisi kesehatan juga dapat mempengaruhi warna dan tekstur darah menstruasi. Menurut American Academy of Obstetricians and Gynecologists, warna-warna haid tersebut dapat menunjukkan kondisi kesehatan tertentu. Nah, berikut ini arti darah menstruasi berdasarkan warnanya dan kapan kamu harus segera memeriksa ke dokter dilansir dalam laman Medical News Today. 

Hitam

Darah hitam bisa muncul pada awal atau akhir haid. Hitam biasanya merupakan tanda darah tua atau darah yang membutuhkan waktu lebih lama untuk keluar dari rahim dan sempat teroksidasi. Mula-mula berubah menjadi cokleat atau merah tua dan akhirnya menjadi hitam.

Darah hitam terkadang juga menunjukkan adanya penyumbatan di dalam vagina. Gejala penyumbatan vagina ini meliputi kotoran berbau busuk, demam, kesulitan buang air kecil, gatal atau bengkak di dalam atau sekitar vagina. 

Cokelat atau Merah Tua

Seperti darah hitam, darah dengan warna cokelat atau merah tua adalah tanda darah tua dan biasanya muncul pada awal atau akhir periode haid. Kondisi darah ini tidak lama teroksidasi seperti darah hitam dan bisa muncul dalam berbagai corak. Darah cokelat atau merah tua yang keluar menjelang akhir menstrusasi merupakan hal normal karena aliran darah melambat. 

Merah Terang

Merah terang atau cerah menunjukkan darah segar dan aliran yang stabil. Suatu menstruasi dapat dimulai dengan darah merah cerah dan menjadi gelap menjelang akhir periode. Beberapa orang mungkin mendapati darah mereka tetap merah cerah selama menstruasi. 

Namun, bercak atau darah yang tidak biasa di antara siklus menstruasi bisa jadi merupakan tanda infeksi menular seksual seperti klamidia atau kencing nanah. Bisa pula tanda pertumbuhan lapisan rahim yang disebut polip atau fibroid serta dapat menyebabkan perdarahan hebat yang tidak biasa. 

Selain itu, darah merah cerah bisa menjadi tanda kanker serviks. Gejalanya meliputi periode yang lebih berat, periode berlangsung lebih lama dari biasanya, pendarahan setelah hubungan seksual, keputihan yang berbau busuk, nyeri di punggung bawah, panggul, atau kaki, kehilangan selera makan, serta penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. 

Pink 

Darah pink atau merah muda dapat terjadi ketika darah haid bercampur dengan cairan serviks. Penggunaan kontrasepsi hormonal dapat menjadi penyebab darah pink. Hal ini karena bisa menurunkan kadar estrogen dalam tubuh, yang akhirnya menyebabkan aliran darah lebih ringan dengan rona merah muda selama menstruasi.

Hubungan seksual juga bisa membuat robekan kecil di vagina atau leher rahim. Darah dari air mata ini bisa bercampur dengan cairan vagina dan keluar dari tubuh sebagai darah merah muda. Penyebab lain dari darah haid merah muda, di antaranya penurunan berat badan yang signifikan, diet tidak sehat, juga anemia. 

Oranye 

Darah yang bercampur dengan cairan serviks juga bisa tampak oranye. Darah atau cairan oranye yang keluar sering kali mengindikasikan adanya infeksi seperti vaginosis bakterial atau trikomoniasis. Orang dengan darah oranye harus memeriksa gejala lain seperti vagina gatal, ketidaknyamanan, dan keluarnya cairan berbau tidak sedap.

Meski darah berwarna oranye tidak selalu menandakan adanya infeksi, sebaiknya tetap memeriksakan diri ke dokter atau ginekolog demi memastikannya. 

Abu-abu 

Darah haid abu-abu biasanya merupakan tanda vaginosis bakteri, suatu kondisi yang terjadi karena ketidakseimbangan antara bakteri menguntungkan dan berbahaya di dalam vagina. Gejalanya seperti gatal di dalam dan sekitar vagina, bau tak sedap pada vagina yang sering digambarkan orang sebagai bau "amis", serta terbakar atau nyeri saat buang air kecil

Mereka yang mengalami gejala ini harus segera menemui dokter atau ginekolog. Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk mengobati vaginosis bakterial. 



Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel