Ladiestory.id - Gangguan kesehatan jiwa masih menjadi isu yang simpang siur di masyarakat. Meski kesadaran akan gangguan kesehatan jiwa terus meningkat, namun masih banyak stigma yang membuat seseorang takut menghadapi para pengidapnya.
Salah satunya, tak sedikit masyarakat yang takut "tertular" bila menjalin hubungan dengan orang yang mengidap gangguan kesehatan jiwa. Padahal, Sandersan Onie, seorang doktor psikologi klinis, menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar.
Ia menjelaskan bahwa merawat atau mendampingi orang dengan gangguan kesehatan jiwa memang menguras banyak energi.
"Gak bisa dipungkiri bahwa, terutama orang sekitar kita ya, orang tua kita sendiri, ada orang tuanya skizofrenia, ada anak atau sodaranya atau pasangannya, suami istri atau pacaran, ngalamin depresi atau anxiety, tidak bisa dipungkiri bahwa untuk menjaga orang dengan gangguan seperti itu menguras banyak tenaga," paparnya.
Oleh karena itu, sebelum membantu orang dengan gangguan kesehatan jiwa, tentunya seseorang harus memastikan memiliki dukungan sosial.
"Selain kita membantu mereka, kita harus make sure bahwa kita pun punya dukungan sosial. Sayangnya, pada banyak orang, saya juga curhat (bercerita) kok ke orang lain, jadi jangan dipendam semua," paparnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, kelelahan fisik dan psikis dalam mendampingi orang dengan gangguan kesehatan jiwa, justru dapat memicu seseorang terjebak dalam masalah kesehatan jiwa, yang tentunya ini berbeda dengan gangguan kesehatan jiwa.
"Bisa juga karena kita begitu stresnya, kita yang jadi ngalamin gangguan kesehatan mental (jiwa), tetapi untuk menghindari itu kita pun harus seek help. Kita pun harus sering curhat, kita pun harus sering bersosialisasi dengan temen-temen, kita share, dan kita juga harus melakukan selfcare juga," terangnya.
Ia menegaskan, hal yang dapat membuat seseorang memiliki gangguan kesehatan jiwa adalah kondisi masalah kesehatan jiwa, seperti stres yang tidak dikelola dengan baik. Bila masalah kesehatan jiwa tidak diatasi, tentu akan berubah menjadi gangguan kesehatan jiwa.
"(Tapi) Bukan berarti ikutan sama diagnosanya, yes," ujarnya.
Untuk itu, penting bagi setiap orang memeriksakan kondisi kesehatan jiwanya pada para ahli, salah satunya psikolog. Hal ini tentu untuk mencegah gangguan kesehatan jiwa muncul.