Arti kata cerdas sudah banyak berkembang pesat dari arti yang sesungguhnya. Patokan kecerdasan seseorang tak lagi dilihat dari IQ (Intellegence Quotient) semata, tetapi telah merambah ke EQ (Emotional Quotient), SQ (Spiritual Quotient), hingga CQ (Creativity Quotient). Seperti belum cukup itu semua, kini muncul aspek lain yang akan menambah kualifikasi kecerdasan seseorang, yang disebut MQ (Moral Quotient) atau kecerdasan moral.
Michele Borba, Ed.D, dalam bukunya Building Moral Intelligence, mendefinisikan kecerdasan moral sebagai kemampuan untuk memahami benar dan salah, serta pendirian yang kuat untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan norma moral.
Sederet kualifikasi di atas mungkin terdengar bagai PR berat bagi orang tua. Selain mengisi otak anak dengan berbagai ilmu dan pengetahuan, Anda juga dituntut mengisi hatinya dengan sederet kebaikan. Empati, jujur, adil, dan masih banyak lagi. Akan menjadi ringan jika Anda mulai konsisten mengajarkannya sejak dini.
Empati
Empati merupakan inti dari emosi moral yang dapat membantu anak memahami perasaan orang lain. Hal baik ini akan membuatnya menjadi pribadi yang peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain, serta mendorongnya untuk menolong orang yang sedang mengalami kesusahan atau kesakitan, serta menuntutnya memperlakukan orang lain dengan kasih sayang.
Hati Nurani
Suara hati nurani yang akan membantu anak memilih sebuah jalan yang benar, serta tetap berada di jalur yang bermoral dan berbudi perkerti. Istilahnya kita mengajarkan anak berhati nurani dan membuatnya merasa bersalah jika ia melakukan hal yang menyimpang dari jalur yang semestinya.
Kebaikan ini membentengi anak dari pengaruh buruk dan membuantnya mampu bertindak benar walaupun ada godaan untuk melakukan hal yang buruk.
Kontrol Diri
Hal ini dapat membantu anak menahan dorongan dari dalam diirnya dan berpikir sebelum bertindak, sehingga dapat melakukan hal – hal yang benar dan kecil kemungkinan anak mengambil tindakan yang akan menimbulkan akibat buruk. Kebaikan ini membantu anak menjadi mandiri karena ia tahu bahwa dirinya bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Menghormati Orang Lain
Mengajarkan anak pada kebaikan seperti menghormati orang lain akan mengarahkan anak memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin orang lain memperlakukan dirinya. Sehingga mencegah anak bertindak kasar, tidak adil dan bersikap memusuhi. Jika anak terbiasa bersikap hormat terhadap orang lain, maka ia akan memperhatikan hak - hak serta perasaan orang lain dan pada akhirnya ia akan menghormati dirinya sendiri.
Toleransi
Membuat anak mampu menghargai perbedaan kualitas dalam diri orang lain akan membuka dirinya terhadap pandangan dan keyakinan baru, serta menghargai orang lain tanpa membedakan suku, gender, penampilan, budaya, kepercayaan, kemampuan atau orentasi seksual.
Mengajarkan toleransi dalam diri anak sejak dini membuat anak memperlakukan orang lain dengan baik dan penuh pengertiaan, menentang permusuhan dan kekerasan karena dapat menghargai orang - orang yang berbeda dengan dirinya.
Perkembangan moral akan menjadi bekal untuk anak kelak berhadapan dengan dunia yang lebih kompleks. Karena perkembangan moral berlangsung secara alami pada anak seiring dengan pertambahan usianya.