Pertama dan utama, tidak ada yang salah dengan anak yang pemalu atau cenderung introver. Andrea Nair, seorang psikoterapis dan pendidik dari Ontario, mengatakan bahwa orangtua tidak perlu menghakimi anak ketika dia memiliki sifat pemalu. "Cobalah untuk berempati dengan pembawaan anak yang lebih introver dan biarkan dia tahu bahwa kamu mengerti perasaannya," kata Nair. Dan tidak perlu mengubah kepribadiannya yang pemalu. Saat melakukan hal ini, si anak bisa berpikir bahwa tidak memiliki tempat di masyarakat dan dia seseorang yang "aneh". Maka dari itu, cobalah mengajarkannya bahwa tidak apa-apa jika dia berbeda dengan orang lain.
Jadi, apa yang bisa dilakukan oleh orangtua jika memiliki anak yang pemalu? Kamu bisa mengajarkannya untuk tetap percaya diri meski dia memiliki kepribadian introver dan pendiam. Begini beberapa cara melakukannya.
Hindari menyangkal pendapat anak dengan nada tinggi
Ketika anak sedang berupaya mengungkapkan pendapatnya secara lugas di depan kita, lantas kita menemukan satu opininya yang bertentangan dengan pendapat kita, maka sebaiknya hindari terburu-buru untuk menyangkal pendapatnya. Terlebih dengan menggunakan nada yang tinggi. Sebab, jika kita kerap melakukan hal seperti itu, anak akan berpikir bahwa pendapatnya selalu saja salah di mata orangtuanya. Dengan begitu pula, anak akan merasa bahwa segala pendapatnya tidaklah penting dan membuatnya malu ketika diminta untuk berpendapat. Jadi, apabila ada opini anak yang tidak kita setujui dan memang tidak semestinya, lebih baik kita beri penjelasan dan pemahaman setelah anak menyelesaikan kalimatnya.
Biarkan anak berbicara dan menyelesaikan kalimatnya
Sebagai orangtua, barangkali selama ini kita tidak sadar jika kita sering memotong gagasan yang sedang diungkapkan anak. Kita kerap menyela kalimatnya ketika merasa ada yang salah dengan cara berpikir buah hati kita. Padahal, seperti yang kita tahu, perbuatan memotong kalimat orang lain sangatlah tidak baik. Terlebih, ketika kita memotong saran dan pendapat anak-anak kita. Sebab, hal itu akan membuatnya merasa, bahwa segala yang dikatakannya adalah sia-sia. Dalam kesempatan berikutnya, bisa jadi anak akan memilih diam dan tidak mengatakan satu kata pun. Jadi, ada baiknya untuk mendengarkan dan membiarkan anak berbicara sampai kalimatnya selesai.
Berikan kritik yang cukup dan solusi yang mudah dimengerti anak
Memberikan kritik kepada anak atas apa yang dikatakan dan dilakukannya adalah perbuatan yang baik. Hanya saja, nilai baik itu berlaku apabila kita memberikan kritik yang membangun, dan bukan kritik yang cuma akan membuat anak patah hati, putus asa, malu, dan merasa tidak berguna lagi. Selain kritik, hal lain yang dibutuhkan anak adalah solusi atas pemikirannya yang barangkali kurang tepat dan tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Ya, setelah memberikan kritik yang membangun, kita juga harus memberikan solusi yang tepat dengan penjelasan yang mudah dimengerti oleh anak.
Hindari memaksanya untuk bersosialisasi
Memaksa anak melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak kita hanya akan membuatnya merasa tertindas, dipaksa, dan tidak bisa mengekspresikan pendapatnya. Untuk itu, ada baiknya jika kita tidak memaksa anak untuk bersosialisasi dengan sekitar. Berilah ruang untuknya mengeksplorasi kemampuannya dalam bergaul.
Sebagai orangtua, kita hanya perlu memperkenalkan anak dengan sekitar dan membimbingnya untuk turut berbincang seru bersama teman-teman sekolahnya, maupun orang-orang di sekitar rumah. Kita cukup memberikan wawasan tentang betapa pentingnya bersosialisasi dengan lingkungan sebagai makhluk sosial. Jelaskan segala hal yang berkaitan dengan bersosialisasi kepada anak secara terang dan menyenangkan. Percayalah, dengan begitu anak akan merenungi segala insight yang kita berikan. Lantas, rasa percaya dirinya untuk berteman dengan sebanyak mungkin orang pun akan tergali semakin dalam.
Beri pujian untuk segala usahanya
Biasanya, anak pemalu itu sulit menunjukkan kemampuannya di hadapan orang lain, sebab ia merasa tidak percaya diri dan takut ditertawakan. Oleh karena itu, jika pada suatu kesempatan anak mulai berani menunjukkan bakatnya di depan kita, entah itu hasilnya sempurna atau tidak, ada baiknya kalau kita tetap memuji keberanian anak setelah dia melakukannya. Hindari mengomentari perbuatan dan pendapat anak dengan kata-kata yang pedas dan tajam. Tapi, berikan pujian atas keberaniannya itu terlebih dahulu. Setelah itu, barulah kita bisa memberikan masukan yang membangun kepadanya.
Memiliki sifat pemalu itu sesungguhnya ada baiknya juga, Ladies. Sebab, dengan adanya sifat pemalu, anak akan lebih bisa mengontrol perilakunya agar tidak memalukan dirinya sendiri serta keluarga. Hanya saja, jika sifat pemalu terlalu mendominasi karakternya, anak memang bisa cenderung tidak percaya diri dan sulit untuk menunjukkan kemampuannya.
Akan tetapi jika rasa pemalunya berlebihan, misalnya selalu cemas, menangis dan ketakutan di segala situasi, mungkin dia mengalami social anxiety disorder. Dalam hal ini sebaiknya si kecil mendapatkan bantuan dari ahli.
Sumber foto utama: Rawpixel.com