Ladiestory.id - Menjadi remaja memang menantang, namun mengasuh anak remaja jauh lebih sulit lagi. Terlebih anak remaja yang sedang jatuh cinta.
Di tengah banyaknya tantangan, salah satu aspek canggung yang paling besar bagi orang tua remaja adalah bagaimana mendiskusikan hubungan romantis secara terbuka tanpa terkesan menghakimi dan mengintimidasi.
Banyak orang tua yang merasa kebingungan untuk membuka topik pembicaraan tentang asmara dengan anaknya yang beranjak remaja, dan sedang mengalami masa pubertas. Namun, dilansir dari Indian Express Online, sebagai orang tua kamu harus lakukan hal berikut ini.
Ciptakan Ruang yang Aman
Mulailah menjelaskan dan menerima dengan lembut bahwa ketertarikan dan memiliki pemikiran romantis tentang lawan jenis atau sesama jenis adalah hal yang normal. Penting bagi kita untuk memberikan anak-anak kita ruang yang aman di mana mereka dapat terbuka kepada orang tua tentang perasaan mereka.
Gunakan Istilah yang Netral Gender
Daripada berasumsi kepada siapa anak remajamu tertarik, gunakanlah bahasa yang inklusif gender. Hal ini akan memungkinkan remaja tersebut menaruh kepercayaan padamu sebagai orang tua dan akan memudahkan aliran komunikasi.
Pastikan untuk melakukan percakapan ini secara pribadi untuk melindungi perasaan rentan yang mungkin dirasakan anak remaja.
Bedakan Tergila-gila dan Cinta
Seiring pertumbuhan remaja, sentuhan lawan jenis dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan dorongan untuk bereksplorasi.
Pada tahap inilah penting untuk membuat anak memahami bahwa tergila-gila melibatkan perasaan merinding, rasa kupu-kupu di perut, dorongan impulsif untuk mengambil langkah pertama. Sedangkan cinta adalah sesuatu yang dibangun secara perlahan, merangkum kehangatan, kegembiraan, kepercayaan yang datang seiring berjalannya waktu.
Terburu-buru memberi label pada suatu hubungan bisa merugikan karena remaja sering kali menaruh ekspektasi jangka panjang yang belum tentu menjadi kenyataan.
Bersikap Hormat dan Integral
Mungkin saja orang tua akan bingung dengan apa yang didengar dari anak remajanya, namun penting untuk menjaga ketenangan dan menunjukkan harga diri terhadap pendapat dan individualitas anakmu.
Memvalidasi perasaan mereka akan menghilangkan kegelisahan dan kemungkinan besar akan memperkuat anak untuk meminta bimbingan orang tua daripada mencari nasihat dari luar yang tidak diminta.
Ingatlah selalu untuk membiarkan anak remajamu berbicara. Tidak peduli apakah mereka benar atau salah, yang lebih penting adalah hal itu nyata bagimu.
Pimpin dengan Beri Contoh
Menjadi tugas orang tua untuk menjelaskan konsep hubungan kepada anak remaja. Terkadang, apa yang digambarkan media sosial tentang hubungan tidaklah yang sebenarnya, dimana sikap posesif dinormalisasi sebagai cinta.
Hal itu lah yang harus diperhatikan orang tua, dan menjelaskan batasan-batasan dalam hubungan dan menegaskan mana yang sehat, mana yang tidak sehat. Bukan tanpa alasan, remaja secara alami akan tertarik untuk belajar melalui film, dan serial web seperti apa hubungan yang sehat itu, tetapi kemungkinan besar hal itu jauh dari kenyataan.
Miliki lingkungan yang sehat dan penuh kasih sayang di mana anak remajamu akan dapat belajar bahwa pertengkaran tidak berarti akhir dari suatu hubungan, namun menyelesaikan pertengkaran dengan kasih sayang dan pengertian dapat membuat segalanya berjalan baik.