Ladiestory.id - Doktor psikologi klinis, Sandersan (Sandy) Onie, Project Leader & Founder EHFA dan President Indonesian Association for Suicide Prevention mengungkapkan bahwa orang yang berupaya atau melakukan bunuh diri belum tentu menderita gangguan kesehatan jiwa.
Dalam press conference "Indonesia Mental Health Movement: It Starts and Ends with Us" beberapa waktu lalu, Sandy menerangkan bahwa ada perbedaan antara masalah kesehatan jiwa dan gangguan kesehatan jiwa.
"Ada perbedaan masalah kesehatan jiwa sama gangguan kesehatan jiwa. Masalah kesehatan jiwa itu sangat luas, contohnya orang yang sedang stres, orang yang sedang panikan, tapi kalau masuk 'gangguan' itu masuk klinis, ada diagnosisnya, ada guideline-nya," tuturnya.
"Nah apakah semua orang yang melakukan percobaan bunuh diri atau upaya bunuh diri punya gangguan kesehatan jiwa? Kenyataannya tidak," tegasnya.
Ia melanjutkan, banyak sekali kasus di mana orang tidak punya gangguan kesehatan jiwa, tapi melakukan bunuh diri. Hal itu bisa terjadi lantaran mereka sedang berada dalam masalah kesehatan jiwa.
"Karena itu bisa aja pas mereka lagi stres, eh pas saat itu ada alat atau metode yang bisa mereka gunakan, lalu pas lagi gak mikir bisa aja melakukan percobaan bunuh diri," terangnya.
Sandy juga mengimbau agar masyarakat berhenti mengaitkan percobaan bunuh diri sebagai gangguan kesehatan mental.
"Jadi, kita harus stop berpikir bahwa pencobaan bunuh diri itu masuk di bawah payungnya kesehatan mental, melainkan ini public health bukan mental health," ungkapnya.
"Karena gak tentu punya gangguan kesehatan jiwa kalau orang itu melakukan percobaan bunuh diri," tegasnya.
Lebih lanjut, Sandy mengajak masyarakat tanpa memandang ras dan agama apapun untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa. Salah satunya dengan melakukan screening kesehatan mental dalam kegiatan "Indonesia Mental Health Movement: It Starts and Ends with Us" yang akan digelar pada 29 Oktober 2022 mendatang.
Kegiatan yang diselenggarakan di The Kasablanka ini, dapat mempermudah masyarakat menanyakan langsung kondisi kesehatan mentalnya dengan para psikolog. Menariknya, kegiatan ini tidak dipungut biaya apapun alias gratis.