1. Health
  2. Bukan Karena Hantu, Ini Penjelasan Ketindihan Secara Medis
Health

Bukan Karena Hantu, Ini Penjelasan Ketindihan Secara Medis

Bukan Karena Hantu, Ini Penjelasan Ketindihan Secara Medis

Ilustrasi kelumpuhan tidur atau ketindihan atau sleep paralysis. (Special)

Ladiestory.id - Pernah mendengar atau bahkan mengalami ketindihan? Banyak orang mengaitkan hal ini dengan hantu atau setan. Ketindihan atau dalam bahasa medisnya disebut kelumpuhan tidur alias sleep paralysis. Kondisi biasanya merasakan seluruh tubuh lumpuh saat hendak atau bangun tidur.

Sebenarnya, sleep paralysis adalah salah satu jenis parasomnia, yaitu sekumpulan gangguan tidur yang menyebabkan suatu kejadian atau pengalaman yang tidak diinginkan yang terjadi saat kita baru tertidur, sudah terlelap, atau saat terbangun dari tidur. Perlu diketahui bahwa hal ini umum terjadi dan tidak terkait penyakit kejiwaan tertentu.

Fenomena ketindihan saat tidur ini tidak berbahaya dan akan berakhir setelah beberapa detik ataupun menit. Setiap orang pun akan mengalami fenomena kelumpuhan setidaknya satu atau beberapa kali dalam hidupnya.

Fenomena ini juga dapat terjadi pada siapapun, tua muda, wanita maupun pria. Namun, ini lebih sering terjadi pada remaja hingga dewasa muda.

Bagaimana Ketindihan itu Terjadi?

Ilustrasi orang sleep paralysis. (Special)

Merangkum Medical News Today, untuk memahami penyebab ketindihan, ada pembagian fase tidur yang perlu diketahui terlebih dulu.

Tidur pada dasarnya dapat dibagi dalam empat fase, yakni tahapan tidur paling ringan (setengah sadar), tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam, dan rapid eye movement (REM). Fase tidur inilah yang bisa menjadi dasar proses terjadinya ketindihan atau kelumpuhan tidur.

Pertama, seseorang dari keadaan sadar (saat hendak tidur) akan beralih ke fase tidur paling ringan, tapi kemudian tiba-tiba langsung melompat ke fase REM (mimpi). Dua tahap tidur pun terlewati, yakni tidur lebih dalam dan tidur paling dalam. Gelombang otak alhasil tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya karena kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur.

Kedua, otak mendadak terbangun dari tahap REM, sedangkan tubuh masih dalam keadaan tidur paling dalam. Seseorang bisa merasa sangat sadar, tetapi tubuh tidak bisa bergerak atau digerakkan. Otak yang tiba-tiba sadar pun dapat mengalami halusinasi, bisa jadi berupa bayangan menyeramkan di sekiar tempat tidur. Bayangan itu bisa juga berupa cekikan di leher, tekanan pada dada, dan sosok menyeramkan yang menduduki tubuh, sehingga sulit bernapas.

Ketiga, seseorang akan merasa panik dan ketakutan adanya halusinasi tersebut. Akan tetapi, tubuh yang masih dalam keadaan tidur paling dalam hanya bisa mengalami kesadaran di bagian tubuh atas, yakni mata dan telinga.  Otak manusia masih terjaga, namun karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indera tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik dan telinga dapat menderngar.

Keempat, setelah beberapa menit terjadi kombinasi proses halusinasi dan tubuh tidak bisa digerakkan, biasanya akan ada sedikit rasa dingin yang menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh. Perlahan, ujung kaki atau tangan bisa digerakkan kembali dan halusinasi mengerikan menghilang.

Jadi, ketindihan secara sederhana dapat terjadi karena seseorang bangun di tengah fase REM dalam tidur. Di mana, pada kelumpuhan tidur ini, transisi tubuh ke atau dari tidur REM tidak sinkron dengan otak.

Ilustrasi orang tidur. (Special)

Ketika bangun, otak sudah sadar, tetapi badan belum. Kondisi ini yang kemudian menyebabkan badan terasa lumpuh sebagian. Ketindihan bisa terjadi pada segala usia. Tetapi kondisi yang pertama mungkin terjadi saat saat remaja.

Apa Penyebab Ketindihan?

  1. Mengalami Gangguan Mental

Meski tidak diketahui apa hubungan pastinya, orang yang sedang mengalami gangguan kecemasan atau Depresi dilaporkan sering mengalami kondisi “rep-repan”. Orang yang sedang mengalami gangguan mental juga cenderung minum minuman beralkohol, dan ini diyakini bisa memicu ketindihan. Inilah yang menjadi salah satu penyebab ketindihan menurut medis.

  1. Salah Posisi Tidur

Kebanyakan orang yang mengalami ketindihan saat tidur mengatakan bahwa itu terjadi saat posisi tidur mereka sedang telentang atau berbaring. Sedangkan orang yang tidurnya sering tengkurap atau miring, mengaku jarang mengalami sleep paralysis.

  1. Mengidap Narkolepsi

Penyebab ketindihan selanjutnya sebab memiliki gangguan tidur narkolepsi biasanya akan mengalami mimpi atau halusinasi. Penderita narkolepsi juga dilaporkan sering mengalami kesulitan berbicara atau bergerak seperti ketindihan.

Namun ada juga penyebab ketindihan lainnya seperti di bawah ini :

- Memiliki jadwal tidur yang tidak teratur, misalnya pada orang yang harus bekerja shift pagi dan malam bergantian

- Memiliki anggota keluarga yang juga pernah mengalami kelumpuhan tidur.

- Mengalami penyakit obstructive sleep apnea yang ditandai dengan sumbatan jalan napas saat tidur.

Inilah pengertian, penyebab, hingga proses terjadinya ketindihan.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel