Ladiestory.id - Sering kali dikatakan bahwa blue light atau cahaya biru yang terpancar dari ponsel, tablet, dan komputer dianggap dapat mengganggu ritme biologis. Akibatnya, pola tidur pada setiap individu akan terganggu.
Namun, dilansir dari Healthline Online, pada sebuah jurnal Nature menunjukkan bahwa blue light yang dipancarkan dari perangkat ponsel, tablet, atau komputer tidaklah mengganggu pola tidur seperti yang dipahami selama ini.
Studi dari Universitas Basel dan Universitas Teknik Munich mempelajari efek perubahan cahaya biru dan kuning yang dikalibrasi pada jam sirkadian manusia. Para peneliti memaparkan 16 subjek pada tiga jenis cahaya berbeda selama satu jam sebelum mereka tidur malamnya.
Setelah menggunakan cahaya latar/kontrol berwarna biru redup, kuning, dan putih konstan, peneliti menetapkan bahwa tidak ada bukti konklusif antara cahaya yang dipancarkan perangkat elektronik tersebut dengan pola tidur. Cahaya sendiri dapat menjadi pengganggu umum terhadap pola tidur manusia, namun mungkin tidak seperti yang terlihat pada perangkat modern dalam beberapa tahun terakhir.
Bagaimana Cahaya Pengaruhi Pola Tidur?
Dalam studi tahun 2019, Dr. Alexander Solomon, yang merupakan ahli bedah mata di Pacific Neuroscience Institute menjelaskan, bahwa paparan cahaya yang tidak tepat waktu, yaitu cahaya buatan dari perangkat yang digunakan sepanjang hari, dapat berdampak buruk pada tidur dan kesehatan.
Namun proses yang digunakan otak untuk memodulasi ritme sirkadian internal cukup kompleks. Cahaya biru yang dipancarkan dari perangkat seperti ponsel pintar dan tablet, adalah bentuk cahaya dengan panjang gelombang pendek, dan diubah menjadi warna biru melalui kerucut, yang merespons cahaya terang.
Kerucut mengirimkan informasi ke ipRGCS (Intrinsically photosensitive retinal ganglion cells), yang menunjukkan bahwa warna cahaya dapat memengaruhi ritme sirkadian reguler dan kemampuan seseorang untuk tertidur atau tetap tertidur.
“Saya pikir jika seseorang mengalami kesulitan tidur dan bangun secara teratur pada waktu teratur yang diperlukan untuk gaya hidup mereka, salah satu perubahannya adalah dengan menggunakan kacamata pemblokir cahaya biru atau pengaturan ponsel/layar serupa, juga mengurangi paparan cahaya terang secara keseluruhan," ujarnya.
Haruskah Hindari Ponsel Sebelum Tidur?
Menurut Keiland Cooper, Ph.D, seorang ahli saraf di University of California mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya bagaimana perangkat ponsel memengaruhi kesehatan.
Memahami mekanisme layar ponsel yang tepat pada fungsi saraf adalah penting. Hal ini akan membantu memberi informasi kepada perancang dan produsen perangkat mengenai aspek layar mana yang dapat ditingkatkan untuk membantu pengguna tidur dan mengurangi efek samping penggunaan perangkat ponsel.
“Meski sebuah penelitian tunggal jarang memberikan hasil yang meyakinkan, kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa lebih banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk mengetahui lebih jauh aspek mana dari layar di malam hari yang berdampak negatif terhadap tidur kita,” kata Keiland Cooper.
Bagaimana Dapatkan Tidur yang Berkualitas?
Banyak perangkat yang memiliki pengaturan cahaya redup yang dapat mengurangi kecerahan cahaya. Serta kacamata pemblokir blue light dapat mengurangi jumlah gelombang frekuensi pendek yang terpapar sebelum tidur.
Namun, perbedaan tajam dalam paparan cahaya dan intensitas cahaya pada akhirnya dapat menjadi faktor pendorong dalam cara sistem tubuh menentukan jadwal dan keteraturan tidur.
“Meskipun menurunkan intensitas cahaya dapat membantu, namun direkomendasikan dalam banyak penelitian bahwa keputusan yang ideal sebelum tidur adalah dengan menghindari penggunaan ponsel sama sekali,” tandas Keiland Cooper.