Ladiestory.id - Kamu pasti tak asing dengan kalimat "stres dapat membunuhmu" atau "stres dapat mempersingkat hidupmu". Tapi apakah itu benar?
Bisakah stres memicu serangan jantung atau masalah lain yang bisa berbahaya bagi kesehatan? Nah, menurut penelitian, bisa, seperti yang dilansir dari Healthline Online. Peningkatan stres psikologis dikaitkan dengan masalah kesehatan kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke.
Lantas, bagaimana stres mempengaruhi tubuh? Hal pertama yang sedikit menenangkanmu adalah stres tidak selalu hal yang negatif. Stres itu bisa menjadi manfaat lho.
Stres jangka pendek dapat memberimu energi untuk menyelesaikan beberapa proyek atau memenuhi tenggat waktu. Ini dapat membantumu membuat keputusan sepersekian detik, seperti dalam situasi yang mengancam jiwa. Kamu bahkan bisa merasa stres di saat-saat bahagia, seperti pernikahan, rumah baru, atau bertemu orang baru.
Tetapi terlalu banyak stres dapat berbahaya bagi kesehatanmu secara keseluruhan khususnya kesehatan jantung.
Stres jangka panjang (kronis) mungkin akibat dari kekhawatiran yang terus-menerus tentang pekerjaan, hubungan, kondisi kesehatan, atau keadaan ekonomi.
Stres kronis dapat menyebabkan gejala seperti otot tegang, energi rendah, insomnia, sakit kepala, hingga sakit perut.
Stres kronis juga dapat membuatmu merasa tidak bisa mengendalikan emosi atau tindakan.
Stres juga memicu pusat ketakutan di otak. Ini memberitahu tubuh bahwa Kamu berada dalam mode fight-or-flight, bahkan dalam situasi sehari-hari seperti bekerja atau mengendarai mobil. Ini mengirimkan "banjir" kortisol, hormon stres, ke dalam tubuh untuk "merespon" stres.
Seiring waktu, peningkatan kadar hormon stres dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan, seperti tekanan darah tinggi, peningkatan peradangan, berkurangnya aliran darah ke jantung, dan risiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke.
Untuk itu, penting bagimu mengendalikan stres agar tubuh tetap sehat dan bugar.