Ladiestory.id - Toxic relationship biasanya dipicu oleh berbagai faktor. Misalnya seperti kurangnya kepercayaan dan rasa saling menghargai, emosi yang meledak-ledak, serta cara mengungkapkan cinta dengan cara yang salah adalah penyebab hubungan menjadi toxic.
Selain membuat kesehatan mental menurun, toxic relationship juga berimbas pada kesehatan fisik seperti stres, mempersingkat umur, dan juga membuat tekanan darah meninggi.
Ada yang mengatakan jika kita belum bisa merasakan arti sebuah hubungan jika belum berada di fase titik terendah. Tapi, hal ini bukan berarti membuat Kamu menormalisasi perilaku buruk yang dilakukan oleh pasanganmu secara berulang.
Orang-orang yang menjalani toxic relationship pasti hubungan yang dijalani penuh dengan pertengkaran. Toxic relationship dapat muncul dari berbagai faktor menurut Psychology Today. Termasuk kekerasan fisik, pelecehan, rasa dominan, kebohongan, dan masih banyak lagi.
Toxic relationship tak hanya berputar pada sepasang suami istri maupun kekasih. Tapi dapat juga terjadi pada teman, keluarga, dan lingkungan sekitar. Selain dapat merusak mental, toxic relationship juga berimbas buruk pada kesehatan fisik. Kira-kira apa saja ya dampak toxic relationship untuk kesehatan fisik?
1. Tekanan Darah Tinggi
Stres yang terjadi dalam pernikahan dapat mempengaruhi perilaku pasangan menurut University of Michigan. Peneliti melakukan tes uji coba untuk mengukur apakah pasangan yang sedang dalam keadaan stres mengalami tekanan darah tinggi. Selain itu, peneliti juga menguji seperti apa tekanan darah akan merespon saat seseorang sedang stres.
Hasil dari penelitian tersebut menyatakan jika seiring tekanan darah meninggi, maka hubungan yang terjadi pada masa pernikahan tidaklah terjalin baik. Peningkatan tekanan darah yang paling tampak adalah saat pasangan berinteraksi satu sama lain.
2. Stres Kronis
Stres kronis yang dapat melemahkan kesehatan mental dan fisik juga dapat terjadi pada pasangan yang berada pada keadaan toxic relationship. Hasil yang didapatkan seperti menurunnya kesehatan sistem kekebalan tubuh, kesehatan tiroid, dan gangguan mood dapat terjadi jika stres kronis yang dimiliki semakin parah.
Proceedings of the National Academy of Sciences melakukan penelitian dan menyatakan jika manusia sudah beradaptasi dengan stres kronis lewat respons yang disebut respons transkripsional (CTRA).
Jenis ekspresi gen yang merespon terhadap bakteri dan virus itulah yang dinamakan CTRA. Berbagai macam stres yang terjadi karena disebabkan oleh toxic relationship dapat membuat CTRA menjadi bereaksi.
3. Memperpendek Umur
Ternyata umur seseorang juga ditentukan oleh baik buruknya hubungan yang mereka miliki. Karena orang yang hidup dengan hubungan yang baik terbukti memiliki hidup yang lebih lama. Hal tersebut terjadi karena jika kita dalam keadaan baik, maka secara tidak langsung Kamu juga menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dapat merusak tubuh.
Proceedings of the National Academy of Sciences melakukan riset pada tahun 2016 yang dilakukan untuk memperlihatkan seberapa penting peran hubungan sosial terhadap kesehatan psikologis seiring bertambahnya usia.
Di tempat tersebut, para ilmuwan meneliti dan menggabungkan data dari empat survei nasional yang menyatakan jika hubungan sosial sangat berperan penting dalam panjangnya usia manusia.
Para peneliti pada akhirnya menghasilkan riset yang menyatakan jika ada hubungan sebab akibat antara hubungan sosial dan kematian setelah dua dekade meneliti. Integrasi sosial, ketegangan sosial, dan dukungan sosial dihubungkan dengan permasalahan tersebut.
Yang paling kuat terletak pada usia remaja serta paruh baya hingga usia tua. Seiring bertambahnya usia, orang-orang yang mengalami stres sosial lebih mudah terserang penyakit.