Pernahkah Kamu berbuat sesuatu yang menimbulkan rasa bersalah? Perasaan yang tidak nyaman tersebut jika tidak diatasi bisa menimbulkan stres, lho.
Dikutip dari American Psychological Association, stres adalah respons psikologis dan fisiologis terhadap pemicu dari dalam diri atau dari lingkungan. Stres melibatkan perubahan pada hampir seluruh sistem biologis, perasaan, dan perilaku kita.
Dilansir Medical News Today, stres dapat memicu produksi hormon kortisol yang dapat mempercepat detak jantung, sehingga napas menjadi lebih cepat, yang berdampak pada paru-paru bekerja lebih keras. Akibatnya, tekanan darah meningkat dan berujung pada hipertensi, masalah pencernaan, hingga bibir kering.
Penyakit yang disebabkan karena stres juga tak bisa dianggap remeh. Harvard Medical School mencatat bahwa seseorang yang mengalami stres lebih rentan terkena penyakit, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga insomnia.
Lantas, bagaimana cara mengatasi rasa bersalah agar terhindar dari stres?
Apa Itu Rasa Bersalah?
Mengutip dari buku "Atlas of the Heart" (2021) karya Brene Brown, rasa bersalah didefinisikan sebagai ketidaknyamanan saat mengevaluasi apa yang kita lakukan bertentangan dengan nilai kita.
Contoh perilaku yang menimbulkan rasa bersalah ialah saat Kamu melakukan hal yang dianggap buruk, salah, atau gagal.
Walau termasuk dalam emosi negatif, rasa bersalah dapat mendorong perubahan dan perilaku positif. Artinya, rasa bersalah dapat menjadi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan.
Manajemen Rasa Bersalah
Menurut Brown, rasa bersalah menimbulkan ketidaknyamanan dalam diri seseorang. Jika emosi negatif tersebut berlarut-larut, hal ini bisa memberatkan tubuh dan memicu adanya stres.
Disebutkan sebelumnya, stres bisa mendatangkan sederet penyakit yang dapat mengganggu kesehatan. Untuk itu, rasa bersalah yang ada dalam diri perlu dikelola agar tidak menimbulkan stres dan penyakit.
Rasa bersalah berpotensi sebagai pendorong tindakan meminta maaf dan melakukan perubahan perilaku positif. Dengan meminta maaf, artinya secara sadar Kamu telah melepaskan segala kekesalan, kemarahan, dan rasa bersalah pada diri sendiri.
Lantas bagaimana cara untuk memaafkan? Kamu bisa memulai dengan meditasi.
Melalui teknik visualisasi dalam meditasi, yakni dengan menutup mata dan membayangkan sumber rasa bersalah ada di depan mata. Ungkapkan permohonan maaf yang tulus pada orang tersebut atau justru pada diri sendiri, dan tekadkan dalam hati bahwa Kamu berjanji untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.
Meditasi menjadi proses meminta maaf sekaligus melatih diri sendiri untuk meminta maaf sebelum menghubungi orang yang telah disakiti. Proses ini membuat kita menyadari untuk belajar dari kesalahan serta memperbaiki perilaku menjadi lebih baik.
Setelah bermeditasi, hubungi orang yang dirasa pernah Kamu sakiti atau orang yang membuatmu merasa bersalah. Minta maaflah secara tulus pada orang tersebut.
Namun, perlu diingat bahwa orang yang bersangkutan memiliki hak untuk memaafkan atau tidak. Kamu pun harus menerima respons dari orang tersebut, baik respons positif maupun negatif.
Apapun respons dari orang yang bersangkutan, setidaknya Kamu bisa terbebas dari rasa bersalah dengan telah meminta maaf. Dengan begitu, Kamu pun terhindar dari stres dan penyakit.
Di sisi lain, rasa bersalah juga melahirkan rasa sesal. Rasa bersalah tidaklah sama dengan rasa sesal.
Ada sebuah kutipan anonim yang tepat untuk menutup tulisan ini:
"Rasa bersalah itu dapat menghambatmu untuk maju atau justru ia dapat menunjukkan apa yang harus Kamu ubah dalam hidupmu."