Ladiestory.id - Sudah lebih dari 2 tahun kita hidup berdampingan dengan pandemi. Meskipun beberapa aktivitas sudah kembali seperti biasa, bukan berarti kehidupan kita sudah kembali normal. Bagi mereka yang sempat terpuruk di masa pandemi, masa 2 tahun belum cukup untuk dapat kembali seperti awal.
Belum lama ini sutradara Joko Anwar membagikan sebuah video yang menggambarkan perjuangan itu, melalui media sosial. Video berdurasi 3 menit tersebut sempat viral, dan banyak orang turut membagikan pengalaman yang sama, tentang kegigihan, tentang perjuangan untuk bisa bertahan hidup dari hantaman pandemi COVID-19. Video tersebut mengingatkan bahwa perjuangan juga merupakan satu hal yang patut kita rayakan.
Perayaan tak harus selalu tentang mereka yang sukses, tapi juga mereka yang jatuh berkali-kali, kalah, dan gagal, tetapi terus berusaha dan bangkit kembali juga perlu dirayakan dan diapresiasi. Sebab, perjuangan seperti ini sejatinya merupakan perjuangan yang nyata milik kita semua.
Kisah empat orang dalam video tersebut begitu nyata, bisa dibilang hanya segelintir dari sekian banyak cerita getir dalam sulitnya mempertahankan hidup di tengah pandemi. Tapi yang menarik adalah bukan semata soal cerita getir, melainkan karakter masyarakat Indonesia yang gigih: jatuh, bangkit lagi. Gagal, coba lagi. Kalah, berjuang lagi.
Oming: Banting Setir dari Sales Marketing Menjadi Pebisnis Kuliner Rumahan, Banting stir dari sales marketing, menjadi penjual makanan rumahan dengan mengandalkan kemampuan memasak makanan khas daerah asalnya, Bali. Hal tersebut terpaksa dilakukan untuk bertahan hidup dan menyambung rezeki di tengah pandemi.
Jaenal: Dari Kamera Hingga Kuas Cat, Kerja Apa Aja Demi Sesuap Nasi, Kisah berbeda dialami oleh Jaenal yang bahkan sebelum pandemi sekalipun, ia tak punya penghasilan tetap. Pekerjaannya sebagai asisten videografer dan fotografer sangat bergantung pada permintaan, sementara ia harus menghidupi istri dan dua orang anaknya. Pandemi menjadi pukulan keras baginya.
Bisa dibilang, jasa videografer dan fotografer hampir tidak ada karena PPKM. Belum lagi musibah banjir yang membuatnya semakin terpuruk. Walhasil, apapun ia lakukan untuk menyambung hidup, hari demi hari. Mulai dari jualan kerupuk dan gorengan yang ia jajakan dengan motor hingga menjadi tukang cat. Lantas, apa yang membuat Jaenal bertahan hingga saat ini? Hanya modal percaya dan yakin.
Edoardo: Membangun Kembali Puing-puing Mimpi dari Lempeng Besi, Bisa dibilang usaha pusat kebugaran yang dirintis Edoardo sudah cukup mapan. Tapi, pandemi tidak hanya berdampak bagi mereka yang berada di bawah, karena orang seperti Edo juga kena imbasnya. PPKM membuatnya harus menutup pusat kebugaran yang dimilikinya. Otomatis tidak ada penghasilan, karyawan-pun di-PHK, alat-alat gym dijual. Aturan PPKM yang tidak menentu membuatnya semakin terpuruk. Ia hanya bisa bersabar, yakin dan percaya.
Driana: Bertahan dan Bangkit dengan Olahan Tangan, Driana Rini Handayani memiliki pendirian yang teguh dan optimisme tinggi, tapi tumbang juga dihantam pandemi. Usaha kuliner rumahan (makanan beku) yang ia bangun menurun drastis. Tapi ibu yang akrab dengan sebutan Simbok ini, tidak mau menyerah pada keadaan. Selain makanan beku, ia juga membuat homemade soap (sabun buatan sendiri) dan menjajakannya di media sosial.
Semangat ini melatarbelakangi kampanye kampanye #Percaya yang baru saja diluncurkan Grab untuk merayakan semangat masyarakat Indonesia yang begitu gigih, tak lelah mencoba meski tak mengetahui pasti apakah sukses atau gagal yang akan ditemui.
“Grab melihat kegigihan masyarakat tersebut dan sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Grab berdiri dan berjuang bersama seluruh masyarakat Indonesia. Nafas ini yang menjadi landasan dalam setiap kegiatan yang kami lakukan untuk memastikan, bahwa perjuangan setiap masyarakat terus dirayakan dan terus dihargai,” jelas Mayang Schreiber, Chief Communications Officer of Grab Indonesia.