Ladiestory.id - Setiap hari, orang-orang di Indonesia beralih ke YouTube untuk mempelajari sesuatu yang baru, berbagi, juga mengejar hobi dan minat, atau menemukan komunitas yang berpikiran sama. YouTube menyediakan platform inklusif untuk konten yang beragam dan memperkaya budaya, dan kreator YouTube Indonesia berasal dari seluruh negeri, mewakili kekayaan keragaman nusantara.
Berdasarkan YouTube Impact Report 2021, saat ini guru dan sekolah menggunakan konten YouTube untuk melengkapi pelajaran reguler. Guru dapat menemukan video yang mendukung pertanyaan inkuiri siswa, atau menjelaskan topik kompleks dari sudut pandang baru untuk mendukung pembelajaran. Meskipun banyak dari siswa yang menggunakan YouTube untuk melengkapi apa yang mereka pelajari di sekolah, banyak juga dari mereka yang menggunakannya untuk mengasah keterampilan atau mencari informasi lebih lanjut seputar topik yang diminati. Berkat keragaman konten dan kreator, siswa dan pengajar dapat menemukan video yang menggambarkan pengalaman, gaya, dan nada unik untuk membuat pembelajaran tentang suatu topik menjadi lebih menarik, salah satunya adalah musik.
Musik banyak berkaitan dengan rasa dan selera pribadi. Menjadikan suatu hal yang personal dan tak ada tolak ukur, dirangkum menjadi sebuah materi pengajaran yang diajarkan di sekolah menjadi satu tantangan tersendiri, bahkan dipandang sebelah mata. Tapi hal ini tidak meredupkan semangat dan dedikasi Tri Adinata atau yang akrab dipanggil dengan "Sir Nata". Seorang guru musik asal Langkat - Sumatera Utara yang menjadikan pelajaran musik menjadi suatu hal yang sangat membanggakan, menyenangkan, juga tak ternilai dengan sekaligus menyisipkan pelajaran pembentukan karakter.
Sir Nata pertama kali mengunggah kegiatan belajar mengajarnya pada tahun 2018, ia mengawali dengan membagikan video-video sedang mengajar dan juga tutorial bermusik. “Awalnya saya iseng aja mengunggah kelas musik saya ke YouTube. Dan dalam seminggu pertama, subscriber saya langsung bertambah banyak, hingga kurang lebih 10 ribu. Sejak itu saya semakin semangat untuk membuat konten ini dan terus belajar bagaimana saya dapat meningkatkan kualitas video di kanal saya juga menjadikannya multiformat - dari yang berdurasi panjang hingga pendek. Sejak pertama kali kanal saya berdiri di 2017 hingga saat ini, saya belajar bahwa orang-orang sangat suka dengan sesuatu yang natural. Rata-rata video saya yang ditonton sampai jutaan adalah video yang tanpa editing sama sekali.”
Tri Adinata memulai karirnya sebagai seorang guru musik pada tahun 2012. Dengan segenap prestasinya saat ia bersekolah banyak orang yang beranggapan bahwa pilihannya untuk menekuni bidang musik adalah hal yang diluar ekspektasi bahkan disayangkan. Namun dia memiliki pandangan berbeda yang diaplikasikan dengan cara dia memimpin kelas, prinsip juga metode dalam mengajar. “Kita perlu menyeimbangkan antara otak kanan dan otak kiri. Menurut saya, musik adalah salah satu jalan untuk mencapainya. Saya perhatikan, rata-rata dari murid saya yang suka bermain musik adalah anak-anak yang cerdas dan unggul juga di bidang akademik.”
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, hal ini terlihat jelas melalui pandangan seorang Tri Adinata. Sejak awal ia membuat akun YouTube, ia sudah berkomitmen agar dirinya dapat bermanfaat untuk masyarakat secara luas melalui video-videonya, khususnya anak anak yang kurang beruntung diluar sana baik secara materi maupun emosional.
“Saya berprinsip dalam diri saya, saya ingin bisa lebih bermanfaat bagi orang banyak. Saya pun masih terus dalam proses belajar, akun-akun YouTube lain juga banyak membantu saya untuk belajar membuat video saya agar lebih baik lagi mulai dari bagaimana caranya membuat konten tidak berisik dan juga membuat konten dengan pencahayaan yang baik”, cerita Sir Nata. Baginya hal yang paling membahagiakan saat menjadi guru musik adalah ketika melihat muridnya lebih hebat dan lebih terkenal dari pada gurunya. “Saya bahagia sekali saat menemukan banyak talenta dan dapat membuat mereka menggali potensi dalam dirinya, banyak murid saya yang sudah sukses diluar sana, seperti Mawar Eva De Jongh, Eltasya Natasya, banyak murid-murid saya yang masuk di berbagai ajang pencarian bakat seperti The Voice Kids, Indonesia Idol, Rising Star, KDI dan sebagainya itu kepuasan batin tersendiri untuk saya,” kenang Sir Nata.
Sir Nata bukan satu-satunya yang ingin berkontribusi kepada masyarakat luas dan merasa YouTube adalah platform yang tepat untuk melakukan itu. 91% kreator setuju bahwa mereka ingin menggunakan pengaruh yang mereka dapatkan melalui YouTube untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Melalui musik, saya ingin memberikan pengaruh yang baik melalui konten dan karya saya, dimana semakin saya berkarya semakin banyak lagi orang-orang yang terbantu juga yang bisa saya bantu. Bahwa generasi muda kita itu penuh dengan bakat, dan saya mendidik mereka itu dengan penuh rasa cinta, dan bukan hanya mendidik mereka dengan musik, tapi saya juga memupuk diri mereka dengan karakter yang baik supaya menjadi generasi muda yang luar biasa, yang bisa membanggakan negara kita,” tutup Sir Nata.