1. Entertainment
  2. Beberkan Perawatan RSJ Amerika, Marshanda: Orang Di Penjara Masih Lebih Baik
Entertainment

Beberkan Perawatan RSJ Amerika, Marshanda: Orang Di Penjara Masih Lebih Baik

Beberkan Perawatan RSJ Amerika, Marshanda: Orang Di Penjara Masih Lebih Baik

Aktris tanah air, Marshanda atau akrab disapa Caca. (Instagram.com/marshanda99)

Ladiestory.id - Marshanda baru saja membuat pengakuan bahwa selama dirinya dikabarkan hilang di Amerika Serikat, ia ternyata menjalani perawatan di mental health facility atau rumah sakit jiwa. Pengakuan itu diungkapkannya melalui channel YouTube MARSHED yang diunggah pada Kamis (4/8/2022).

Saat itu, Marshanda yang tengah kebingungan untuk pulang ke tempat tinggalnya saat di Los Angeles, tiba-tiba dijemput oleh ambulance dan tim 911. Melihat obat-obatan yang ada pada fitur health ID di iPhone, tim 911 membawanya ke rumah sakit jiwa.

Mengawali ceritanya, Marshanda mengungkapkan bahwa perlakuan di penjara jauh lebih baik daripada apa yang diterimanya selama di mental health facility.

"Gue tuh selama di mental health facility, gue nyebutnya camp, camp konsentrasi, orang di penjara itu di-treat lebih baik daripada orang di rumah sakit jiwa karena orang di penjara tuh masih dianggep waras. Orang di rumah sakit jiwa itu dianggep gak waras," ungkapnya.

Marshanda mengaku dirinya sempat diberikan obat-obat dari pihak rumah sakit, tapi ia menolak. Pihak rumah sakit pun tak tinggal diam dengan tetap memaksa dirinya meminum obat hingga hal yang tak diinginkan terjadi.

Aktris tanah air, Marshanda atau akrab disapa Caca. (Instagram.com/marshanda99)

"Gue tuh sampe loh, sempet kayak teriak-teriak gue bilang ‘gue menolak untuk minum obat ini, karena gue mau menggunakan hak asasi manusia gue untuk melawan perintah kalian semua’, pas gue ngomong gitu tangan gue dikebelakangin, dijatohin ke kasur karena gue dianggap udah over reactive dan gue dijatohin ke kasurnya tuh bukan yang kasar gitu ya, kayak sama cowok dan cewek, sampe gue disuntik," jelas Marshanda.

Ia sendiri menambahkan, penolakan tersebut tentu bukan tanpa alasan. Landasan kuat yang membuat dirinya berani menolak karena aturan tersebut ada di buku yang dikeluarkan pihak rumah sakit tersebut.

"Padahal mereka tuh ngomong, ada di buku cetakan mereka, mereka punya buku cetak yang 'lo tuh bisa kalo lo mau refuse dan menggunakan hak lo, lo tinggal ngomong gini, lo tinggal nelfon ke nomor ini, dan lo punya hak untuk begini' tapi itu cuman cetakan doang," jelas Marshanda kecewa.

Marshanda menceritakan kronologi perjalannya ke Amerika Serikat hingga dikabarkan hilang. (YouTube.com/MARSHED)

Tak hanya itu, Marshanda juga membeberkan bahwa makanan yang diberikan bukan makanan yang sehat dan enak. 

"Makanan yang mereka kasih pun bukan makanan yang sehat, yang gue tadinya kan, ya Allah, gue makan sehat banget, akhirnya gue bisa kurus kan, (tapi) dikasihnya sama mereka tuh setiap hari bener-bener makanan yang udah gak enak bangetlah, gak enak banget. Sh***y banget deh makannya," jelasnya.

Namun, karena tak ada pilihan lain, Marshanda pun mengikuti aturan mereka dengan tetap meminum obat. Meski begitu, ia juga menjelaskan bahwa selama di rumah sakit jiwa tersebut, ia tak diberi banyak waktu menemui psikiater yang menanganinya.

"Ketemu dokternya pun gue cuman tiga menit, psikiaternya yang dari mereka .... Gak tiap hari (ketemunya), seminggu cuman sekali atau dua kali, sisanya kita cuman diurusin sama suster dan ketemu dokternya cuman seminggu. Gak nyampe 10 menit. Karena itu semua sistem ya," jelasnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, dalam kegiatan group session, seorang leader dari grup tersebut mengungkapkan bagaimana sikap pemerintah negaranya menghargai profesi orang-orang di bidang kesehatan mental.

"Kan ada group session dimana kita bisa share perasaan kita, kita bisa sharing dan ada leader-nya, dan di situ kita baru bisa dianggap manusia lah. Nah itu aja tuh, yang leader of the group itu bilang ‘pemerintah tuh di sini, di Amerika pun, gak menghargai profesi kita sebagai nurse untuk orang-orang yang mentally unstable’," ungkapnya.

Mendengar penjelas pemimpin kelompok tersebut, Marshanda pun paham mengapa ia mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari para petugas di sana.

"Jadi gue bisa mengerti kenapa kita bisa di-treat kayak gitu. Sistemnya aja bobrok. Maksudnya tum, sistemnya aja tuh gak cuman di Indonesia, tapi di dunia, di negara semaju Amerika aja, pekerja untuk orang-orang mentally unstable tuh gak dihargain secara apapun. Gak seperti yang semestinya," tutupnya.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel