Ladiestory.id - Ketika anak masih kecil, para orang tua wajib mengawasi tumbuh kembang anak. Pada usia 1-3 tahun merupakan periode emas tumbuh kembang anak. Tidak hanya dari sisi perkembangan fisik saja, namun hal itu juga dapat dilihat dari sisi perkembangan komunikasi.
Dalam usia ini, tidak semua anak mengalamai perkembangan komunikasi yang baik. Ada satu istilah yang menggambarkan gangguan pada perkembangan komunikasi anak. Istilah tersebut dinamakan speech delay. Speech delay sendiri menjadi salah satu masalah yang sering kali orang tua temui.
Banyak juga orang tua yang menganggap bahwasanya speech delay ini menjadi suatu kondisi yang normal terjadi pada tumbuh kembang anak. Namun nyatanya, hal ini juga memerlukan perhatian khusus dari orang tua. Faktanya, hal itu menjadi tolak ukur perkembangan kognitif anak yang kedepannya akan berdampak pula pada tahap-tahap perkembangan anak selanjutnya.
Sebagai orang tua, sebaiknya kamu harus mewaspadai adanya speech delay pada anak. Yuk perhatikan dan lihat apa-apa saja ciri-ciri dari speech delay anak sejak dini, agar tidak menimbulkan hal-hal buruk kedepannya.
Usia 12 Bulan
Pada usia ini, jika anak belum bisa menyebutkan kata "Papa/Mama", tidak mengerti dan tidak bisa merespons kata "tidak/bye-bye", tidak menunjuk kepada hal-hal yang bisa menarik perhatian anak, serta belum mengucapkan satu kata pun, itu artinya anak sedang mengalami speech delay.
Usia 18 Bulan
Kemudian pada usia ini, jika anak tidak bisa merespons ketika ditanyakan tentang salah satu organ tubuhnya, tidak kelihatan untuk berusaha berbicara ketika menginginkan sesuatu, serta tidak mengucapkan setidaknya 6 kata. Maka, anak juga mungkin mengalami speech delay.
Usia 19-24 Bulan
Di usia ini, kalau anak belum mengalami peningkatan dan perkembangan yang cepat dalam kata-kata dan kosakatanya yang umum setiap minggunya, maka orang tua wajib mengawasinya. Hal tersebut dikarenakan kemungkinan anak sedang mengalami speech delay.
Usia 24-30 Bulan
Kemudian, jika pada usia ini anak tidak dapat merespons instruksi yang sederhana, seperti "pegang hidung", kesulitan ketika ingin menggabungkan 2 kata sekaligus, tidak bisa bertanya pertanyaan yang sederhana seperti "itu apa?", lalu ucapannya sulit dimengerti semua orang, itu artinya anak sedang mengalami speech delay.
Cara Atasi Speech Delay pada Anak
Ketika anak sedang mengalami speech delay, maka sebagai orang tua, kamu berperan untuk mengatasinya. Kamu bisa mulai untuk mengawasi tumbuh kembang anak secara konsisten agar masalah speech delay bisa terdeteksi sejak dini.
Tidak hanya itu, orang tua juga wajib merangsang dan menstimulasi anak untuk bisa berbicara sedini mungkin, bahkan sejak anak masih bayi. Caranya, bisa dengan mulai mengajak anak ngobrol lalu menanggapi celotehan anak.
Cara kedua, bisa dengan membacakan buku cerita pada anak dan juga bernyanyi untuk anak secara rutin. Cara-cara seperti ini tentu saja perlu dilakukan, dan yang paling penting adalah tidak memberi anak gadget.
Ketahuilah, bahwa setiap anak memiliki tahapan kemampuan berbicara yang berbeda-beda. Ada anak yang cepat bicara, ada pula yang lambat. Baik cepat maupun lambat, tetap kemampuan berbicara anak harus dirangsang sejak bayi. Terus ajak berkomunikasi, walaupun dirinya tidak bisa menjawab. Namun sebenarnya, anak tetap merekam dalam memori otaknya.
Jangan beranggapan jika dirinya tidak bisa menjawab, lalu memutuskan untuk tidak perlu mengajaknya bicara. Semakin sering anak diajak berbicara, maka kedepannya anak akan lancar berbicara, karena kosakata anak yg direkam sudah semakin banyak.
Dengan demikian, kosakata yang dimiliki anak pun akan semakin lengkap. Jadi, itulah pentingnya bagi orang tua untuk merangsang kemampuan berbicara anak sejak bayi.