Ladiestory.id - Menjadi orang tua tentu ingin memberikan pola asuh yang terbaik bagi anak-anakanya. Apabila anda ingin menanamkan pola asuh tanpa harus mengeluarkan amarah, nada-nada tinggi hingga bentakan yang dapat membuat mental anak terganggu, maka anda bisa melakukan pola asuh peaceful parenting.
Peaceful parenting merupakan pola asuh yang dilakukan untuk meminimalisir amarah yang diluapkan oleh orang tua kepada anaknya. Pola asuh ini pun bertujuan untuk mengedepankan rasa cinta kasih, kedamaian, ketenangan serta memberikan pemahaman yang luas dari orang tua kepada anaknya.
Berikut ini enam manfaat peaceful parenting yang telah Ladiestory.id rangkum berikut ini.
Bantu Kendalikan Emosi
Saat hendak melakukan pola asuh dengan cara yang damai atau peaceful parenting, orang tua harus dapat mengatur emosi dan kesabarannya terlebih dahulu. Hal inilah yang akan diterapkan dalam pengasuhan anak-anaknya kelak. Orang tua harus bertindak sebagai sosok yang lembut dan murah hati.
Ketika anak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan bahkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tuanya, maka orang tua harus berusaha untuk memberi pemahan dan pengertian kepada anak-anaknya. Orang tua pun tidak boleh langsung menyudutkan anak bahkan memberi hukuman langsung kepada si kecil.
Cara yang bisa dilakukan ialah dengan mengambil waktu sejenak untuk mencerna situasi, mengendalikan emosi, dan memperlihatkan perilaku tenang terkendali agar si kecil dapat mengikuti kebiasaan tersebut.
Lebih Dekat dengan Anak
Manfaat lain yang didapatkan dari peaceful parenting ini ialah menjadi orang tua yang lebih dekat kepada anak-anaknya. Hal ini dikarenakan adanya ikatan emosional yang dekat antara anak dan orang tuanya. Selain itu, pola asuh peaceful parenting dapat berpengaruh positif terhadap perkembangan karekater dan pembentukan kepribadian si kecil. Secara tak langsung hubungan antar anak dan orang tua yang lebih dekat ini akan memberikan rasa nyaman, kemandirian, keberanian hingga rasa percaya diri.
Bantu Latih Bukan Kendalikan
Melalui pola asuh yang damai atau peaceful parenting orang tua harus menghilangkan persepsi dan pikiran bahwa orang tua lah yang harus mengendalikan anak sesuai apa yang mereka inginkan. Oleh sebab itu, tidak perlu bersusah payah untuk menjadi orang tua yang otoriter dan ambisius dalam pola asuh peaceful parenting ini.
Dalam pola asuh ini, orang tua tidak perlu lagi menuntut, marah-marah, berteriak, maupun memberi hukuman kepada anaknya. Orang tua harus mendidik dalam arti orang tua melatih untuk memahami emosi batiniah dan perasaan dalam diri anak.
Anak akan mengungkapkan apa yang ia sukai dan tidak ia sukai, hal ini pun akan menunjukan baik buruk serta konsekuensi dari masing-masing dan pada akhirnya memutuskan untuk belajar apa yang ia inginkan dan ia lakukan.
Lebih Disiplin
Pola asuh damai atau peaceful parenting bukan berarti memberikan kebebasan kepada anak tanpa adanya batasan dan hukuman. Pola asuh damai atau peaceful parenting ini pula dapat memberikan kedisiplinan kepada anak. Strategi disiplin disini dapat memberikan ikatan yang erat pada orang tua dan anak.
Tentu orang tua juga memiliki batasan dalam memberikan ekspektasi seperlunya dalam membimbing anak dengan penuh kasih melalui rasa empati. Pola asuh ini pun dapat membantu mencerminkan perilaku baik pada anak supaya mereka dapat belajar untuk memperlakukan diri dengan baik dan disiplin menjadi mandiri.
Pola Komunikasi yang Lebih Baik
Dalam pola asuh ini akan membuat anak menjadi lebih bahagia secara keseluruhan, dalam pola asuh ini pula tidak adanya teriakan, kata-kata kasar hingga bentakan yang keluar dari mulut orang tuanya. Sehingga hal ini akan menumbuhkan pola komunikasi yang lebih baik, membangun kepribadian yang baik , keluarga dapat tumbuh lebih dekat serta anak akan dewasa secara emosional.
Kurangnya Rasa Depresi
Pola asuh damai atau peaceful parenting ini dapat memberikan pengasuhan yang lebih unggul dibandingkan pola asuh lainnya. Anak dan orang tua akan tumbuh menjadi keluarga yang damai dan harmonis, kurangnya rasa takut, depresi hingga kecemasan yang dapat menimbulkan anak menjadi trauma ketika ia dimarahi.