Ladiestory.id - Masa perkembangan anak tentunya merupakan momen yang krusial bagi para orang tua. Seringkali momen tersebut membuat orang tua kebingungan bahkan kewalahan.
Padahal ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menstimulasi perkembangan anak lho, Mom and Dad. Ditemui beberapa waktu lalu, Orissa Anggita Rinjani, Psikolog dan Co-Founder Rumah Dandelion, mengungkapkan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menstimulasi tumbuh kembang anak.
"Jadi yang pertama memang menciptakan lingkungan yang aman untuk eksplorasi. Itu dulu ya. Karena aman ini bukan berarti kemudian semua serba gak boleh karena jadinya aman. Anak gak boleh gerak, gak boleh pegang-pegang. Justru sebenernya kita memastikan mereka mengeksplorasi, mereka boleh melantai di rumah, mereka boleh pegang," ujar Orissa Anggita Rinjani pada beberapa waktu lalu.
"Kadang-kadang anak-anak ini justru tertarik eksplorasi yang bukan mainan. Kalau dibeliin mainan kadang tertarik sama mungkin plastik pembungkusnya, anak-anak kan kayak gitu ya, atau malah punya banyak mainan tapi yang suka adalah eksplorasi barang-barang punya orang tuanya nih. Laci dibuka tutup, tapi ketika kita menyadari bahwa ‘oh itu sebenernya memang kebutuhan anak-anak lho’, ‘oh gitu untuk melakukan eksplorasi itu’ tapi yang bisa kita lakukan adalah, kalau pun kita memastikan dia lagi fasenya untuk jalan-jalan buka tutup, berarti kita pastikan yang laci-laci paling bawah nih, yang terjangkau sama anak itu isinya bukan barang-barang yang beracun gitu ya, bukan yang gampang untuk tersedak," sambungnya.
Lebih lanjut Orissa mengingatkan bahwa mengeluar-masukan barang adalah stimulasi bagi anak. Orang tua harus tetap membangun batasan dalam membantu anak bereksplorasi.
"‘Oke, kamu keluarkan setelah itu kita masukin lagi ya’, kita tetep create batasannya seperti apa, jadi eksplorasi yang aman itu seperti apa," ungkapnya.
Selanjutnya, Orissa mengungkapkan, ajukan juga berbagai macam pertanyaan untuk menstimulasi perkembangan anak. Mungkin para orang tua merasa anak belum bisa diajak mengobrol, tapi itu bukan masalah lho.
"Kita ajak dia ngobrol, dari mungkin anak-anak usia 1-2 tahun yang bicaranya masih baru, belum bisa semua kalimat lengkap tapi dia tunjuk misalnya ‘mobil lewat, ada mobil’ kita kembangkan tuh dari situ, ‘oh iya ada mobil ya, mobilnya punya roda, kalau punya roda, rodanya bentuknya bulat ya bisa buat jalan’," terangnya.
"Atau dia bilang ‘ujan’, ‘oh iya, ada hujan, ada hujan tuh artinya air turun dari langit, kamu suka gak ketika hari ujan?’ akhirnya ngobrol, gitu jadi stimulasi seperti itu juga penting untuk membangun koneksi," sambungnya.
Selanjutnya hal penting namun sering terlupakan adalah stimulsi dari cinta dan kasih kepada anaknya.
"Terakhir juga jangan lupa kita memberikan apreasiasi nih kepada anak di setiap hal yang mau dia coba, eksplorasi yang mau dia lakukan. Jadi ketika dia baru mau cobanya makan tertentu doang belum mau semua, gapapa tetep diapresiasi ‘oh terima kasih hari ini sudah mau mencoba makan wortelnya, besok ditambah ya, kita coba misalnya makan yang lain’ dan sebagainya," terangnya.
"Jadi itu beberapa hal yang bisa juga turut dilakukan selain dari mengajak bermain dan mungkin membacakan buku bersama anak," tutupnya.