Ladiestory.id - USG payudara merupakan salah satu metode pemeriksaan yang digunakan untuk skrining kelainan pada payudara. Bukan hanya untuk mendeteksi kanker, berbagai masalah lain pada payudara juga bisa terdeteksi melalui pemeriksaan USG payudara. Biasanya, USG payudara dilakukan sebagai tambahan dari pemeriksaan lainnya, seperti mammografi, terutama pada payudara yang masih padat.
Pemeriksaan USG payudara dilakukan dengan menggunakan gelombang suara untuk melihat struktur jaringan payudara. Pemeriksaan ini berbeda dari mammografi yang menggunakan radiasi sinar-x dosis rendah. USG payudara biasanya dilakukan untuk memeriksa kelainan yang ada di payudara, baik benjolan padat maupun kista.
“Untuk skrining kanker payudara, biasanya USG payudara bukanlah pemeriksaan utama. USG payudara bagu akan dilakukan apabila terdapat kelainan yang belum jelas pada pemeriksaan mammografi,” ujar Dr. Nieng Liong, Sp.Rad., Dokter Spesialis Radiologi Eka Hospital BSD.
“Pemeriksaan ini bisa memberikan informasi yang lebih detail tentang kondisi payudara terutama payudara yang padat, yang sulit dilihat dari mammografi,” sambungnya.
Berikut ini adalah beberapa tujuan melakukan USG payudara:
- Memeriksa apakah benjolan payudara merupakan tumor padat atau kista.
- Memperjelas kelainan abnormal tertentu yang belum jelas pada mammografi.
- Pemeriksaan kelainan payudara pada wanita hamil, sebab menggunakan gelombang suara sehingga lebih aman untuk janin dalam kandungan.
- Memeriksa kelenjar getah bening dekat payudara.
- Memandu jarum biopsi saat pengambilan sampel jaringan payudara.
Meskipun tidak menjadi pemeriksaan utama dalam skrining kanker payudara, USG payudara juga tetap direkomendasikan bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi terhadap kanker payudara. Skrining kanker payudara sendiri, seperti mammografi, sebaiknya dilakukan setiap satu tahun sekali. Kebutuhan melakukan USG payudara akan disesuaikan dengan hasil pemeriksaan mammografi.
Seseorang akan dianjurkan melakukan USG payudara jika memiliki benjolan di payudara atau jaringan payudara yang padat atau mengeras. Dokter mungkin akan meminta pasien melakukan USG payudara setiap 6 bulan atau setahun sekali untuk memantau perkembangan benjolan pada payudara.
