1. Lifestyle
  2. Aldrian Risjad Merilis Album Penuh Berjudul "Jangan Padam" ,Menjadi Pertaruhan Musik Rock
Lifestyle

Aldrian Risjad Merilis Album Penuh Berjudul "Jangan Padam" ,Menjadi Pertaruhan Musik Rock

Aldrian Risjad Merilis Album Penuh Berjudul "Jangan Padam" ,Menjadi Pertaruhan Musik Rock

Aldrian Risjad. (Special)

Ladiestory.id - Sepertinya tidaklah berlebihan untuk menyimpulkan bahwa masa depan musik rock Indonesia  berada di tangan seorang Aldrian Risjad. Bagaimana tidak? Pada tahun 2022, solois rock yang kini berusia  25 tahun ini berhasil membawa pulang piala AMI Award untuk kategori Artis Solo Pria/Wanita Rock/Rock  Instrumentalia Terbaik lewat salah satu lagunya yang bertajuk "Berlari Pelan di Kota yang Cepat", yang  kemudian menobatkannya sebagai solois pria termuda yang pernah memenangkan kategori prestisius  tersebut.

Melaju ke tahun berikutnya, Aldrian Risjad siap mengukuhkan eksistensi dan dominasinya di  skena musik rock Indonesia dengan album panjang perdana yang bertajuk Jangan Padam.

Aldrian Risjad. (Special)

 

Meskipun semua musisi muda selalu memimpikan lahirnya album perdana mereka, bagi Aldrian  Risjad, kelahiran album Jangan Padam ini menyelimutkan makna yang lebih istimewa. Sang musisi yang  berbasis di Jakarta ini pun mendeskripsikan album Jangan Padam sebagai bentuk "pertaruhan" terbesar  di dalam karir bermusiknya. 

"Terus terang saja, banyak hal yang aku 'pertaruhkan' lewat album Jangan Padam ini," tutur  Aldrian Risjad. "Album ini memendam berbagai macam 'pertaruhan' dari segi kreativitas, dari segi emosi,  dari segi personal, dan bahkan dari segi finansial.

Aku memahami betul bahwa terdapat ekspektasi besar  yang siap menyambut kedatangan album ini, baik ekspektasi dari luar maupun ekspektasi dari diri saya  sendiri. Terlebih lagi, tema yang aku usung di album ini bisa dibilang cukup 'belantah'." 

Terdiri dari 10 lagu, album Jangan Padam secara konsisten (sekaligus blak-blakan) memposisikan  Aldrian Risjad sebagai "sang pemimpi" yang berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan impiannya untuk  menjadi seorang "pujaan massa" - impian yang sangatlah raksasa namun nyaris mustahil untuk  dimanifestasikan.

Dirilis di bawah naungan label Sun Eater (yang juga menaungi rilisan para musisi kancah  alternatif seperti Hindia dan Mantra Vutura), Jangan Padam turut melibatkan kontribusi produksi dari  sosok kontemporer seperti Ahmad Ilyas, Enrico Octaviano, Luthfi Adianto, dan VTLS. 

Dengan narasi yang terdiri dari separuh otobiografi dan separuh dongeng urban, Aldrian Risjad pun mengakui bahwa album Jangan Padam menghadirkan ketelanjangan emosi yang belum pernah dia  eksplorasi sebelumnya.

"Terdapat keseimbangan yang cukup kompleks yang hendak aku capai sepanjang  penggarapan album ini," lanjut Aldrian Risjad, yang sebelumnya pernah merilis mini album yang bertajuk  Interrobang pada tahun 2020. "Di satu sisi, aku bertekad untuk menuturkan seluruh perjuangan hidup aku  secara apa adanya di album ini. Namun, disisi lain, aku harus memastikan bahwa setiap lagu di album ini  bisa menciptakan resonansi dengan setiap pendengar yang pastinya memiliki perjuangan hidup yang  berbeda-beda. Di sini, aku berusaha menjamin bahwa faktor 'kejujuran' dan faktor 'karisma' senantiasa  berimbang." 

Hidup masing-masing pastilah berbeda, namun tidaklah sulit untuk menjalin koneksi emosi  dengan setiap lagu yang menyusun album Jangan Padam. Balada rock "Berlari Pelan di Kota yang Cepat"  mengabadikan semangat bertahan hidup Aldrian Risjad di tengah hutan rimba metropolitan. Sementara 

itu, rapsodi rock nan lincah di lagu "Menang Jadi Abu" menjadi surat tantangan dari Aldrian Risjad bagi  siapapun yang hendak menghakimi impian setinggi langitnya. Para audiens musik yang mengharapkan  sesuatu yang lebih mellow pastinya akan menyukai lagu "Ingin Kembali" seraya Aldrian Risjad merindukan  keluguan di masa lampau. 

"Bila boleh aku ringkas, dari segi narasi, album Jangan Padamini menceritakan tentang ketegangan  yang terjadi antara 'ekspektasi' dan 'realita'," celoteh Aldrian Risjad. "Aku yakin bahwa para pendengar  di luar sana, khususnya mereka yang berusia kisaran 18 tahun hingga 27 tahun, pasti memahami betul  bahwa ketegangan seperti ini selalu menjadi konflik batin yang rasa-rasanya tidaklah berujung.  Menurutku, ini adalah narasi yang sangat personal, namun anehnya juga sangat universal di zaman  sekarang." 

Lagu penutup album ini, "Bayang Dalam Cermin", dipilih Aldrian Risjad sebagai focus track karena  keyakinannya bahwa lagu tersebut sanggup "menghabisi " hati dan emosi para audiens. "Dari semua lagu  yang ada di album ini, 'Bayang Dalam Cermin' memang adalah lagu yang paling menguras emosi,"  sambung Aldrian Risjad. "Terlepas demikian, aku juga melihat lagu ini paling merefleksikan sudah seperti  apa tumbuh kembangku sebagai seorang solois, penulis lagu, sekaligus produser musik. Melahirkan lagu  ini merupakan sebuah pencapaian pribadi bagiku." 

Terakhir namun tidak kalah penting, album Jangan Padam menjadi bentuk pembuktian dari  seorang Aldrian Risjad bahwa seorang musisi sanggup menciptakan gubahan karya yang idealistik tanpa  melupakan inklusivitas. Di era modern ini, sang musisi pun meyakini bahwa musik rock tidak hanya  menjadi konsumsi spesifik bagi pecinta musik rock semata. 

"Aku tahu betul bahwa, pada saat ini, solois muda yang berkecimpung di genre musik rock masih  sangat langka. Akan tetapi, bukan berarti musik rock tidak lagi sanggup untuk menerobos hati para  generasi muda.

Bila teman-teman mendengarkan album Jangan Padam ini, kalian akan memahami  maksudku seperti apa," tutup Aldrian Risjad. Album Jangan Padam oleh Aldrian Risjad dirilis di bawah  label musik Sun Eater dan bisa didengarkan di semua digital streaming platform (DSP) mulai Jumat, 22  September 2023. 

Aldrian Risjad. (Special)

 

Tentang ALDRIAN RISJAD (IG @aldrianrisjad)

"Millennial rocker" mungkin adalah julukan yang agak terlalu nyeleneh untuk Aldrian Risjad. Namun,  kenyataannya, sang musisi yang kini berusia 25 tahun tersebut menjadi satu dari sedikit pemuda  kontemporer Indonesia yang senantiasa konsisten dalam kecintaannya untuk musik rock, pop-rock, folk  rock, dan alternative rock

Alumnus Universitas Indonesia ini pertama kali mencolek atensi para  penggemar setia musik rock dengan karya-karya awal seperti "Milk Candy", "Premature", dan "Help You  Out", yang seolah-olah dikemas sebagai hibridisasi kreatif antara Padi dan Kings of Leon. 

Pada bulan Juli  2020, Aldrian Risjad merilis mini album perdananya yang bertajuk Interrobang: koleksi enam lagu yang  menjadi unjuk gigi versatilitas sang musisi dalam mengeksplor variasi dimensi musik rock. 

Terlepas  demikian, Aldrian Risjad berhasil mengukuhkan identitasnya sebagai pionir musik rock masa depan lewat  "Berlari Pelan di Kota yang Cepat", yang kemudian menuai piala AMI Award untuk kategori Artis Solo  Pria/Wanita Rock/Rock Instrumentalia Terbaik di tahun 2022. 

Melaju ke bulan September 2023, Aldrian  Risjad siap mengelevasi komitmen musik rock miliknya ke angkasa yang lebih tinggi lewat album panjang  perdananya yang bertajuk Jangan Padam. Terdiri dari 10 lagu, album Jangan Padam mengusung  semangat klasik rock 'n roll di abad ke-21. Selain bermusik sebagai solois, Aldrian Risjad juga aktif menjadi  gitaris untuk band alternative rock Sajama Cut. Aldrian Risjad bernaung di bawah label Sun Eater.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel