1. Health
  2. Alami Puting Lecet saat Menyusui? Gunakan 7 Bahan Alami Ini
Health

Alami Puting Lecet saat Menyusui? Gunakan 7 Bahan Alami Ini

Alami Puting Lecet saat Menyusui? Gunakan 7 Bahan Alami Ini

Mencegah Penyakit dengan Memberikan ASI. (Special)

Ladiestory.id - Awal menyusui mungkin adalah hal yang berat. Pasalnya, pada masa tersebut, bayi belum bisa menyusu dengan benar. Pelekatan bayi juga belum sempurna yang menyebabkan puting menjadi lecet. 

Puting lecet tentunya akan membuat kamu merasa tidak nyaman dan kesakitan. Bahkan, bisa juga berdampak pada penurunan produksi ASI. Jangan biarkan hal ini berlarut-larut ya, Ladies. Kamu perlu berusaha untuk menyembuhkan puting yang lecet tersebut.

Nah, kamu bisa gunakan tujuh bahan alami untuk menyembuhkan puting yang lecet seperti yang telah dirangkum Ladiestory.id berikut ini. 

Air Susu Ibu (ASI)

Ilustrasi Ibu Menyusui. (Special)

ASI ternyata bisa menjadi salah satu obat alami untuk mengatasi puting lecet, lho. Dalam ASI, terdapat kandungan zat antibakteri yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka.

Kamu bisa mengoleskan ASI pada bagian puting yang lecet. Setelah itu, biarkan puting dalam keadaan terbuka dan terkena paparan udara. Agar luka semakin cepat sembuh, kamu bisa gunakan bra yang bersih dan tidak lembap, ya.

Madu

Ilustrasi madu. (Special)

Madu juga bisa menjadi salah satu pilihan bahan alami untuk mengatasi puting lecet. Madu berguna untuk membantu mempercepat proses penyembuhan. Namun, jika kamu masih menyusui bayi di bawah usia satu tahun, sebaiknya bersihkan dulu puting dari madu yang menempel, ya. Pasalnya, madu tidak boleh dikonsumsi oleh anak di bawah satu tahun. 

Daun Kemangi

daun kemangi

Daun kemangi kerap dijadikan sebagai lalapan. Namun ternyata, daun kemangi juga punya khasiat untuk mengobati puting yang lecet. Cara menggunakannya juga cukup mudah. Kamu bisa mengambil beberapa lembar daun kemangi dan gosok ke bagian puting yang lecet dengan tambahan minyak kelapa. Untuk mempercepat proses penyembuhan, oleskan secara rutin pada puting yang luka.

Kantong Teh

Ilustrasi kantong teh (Special)

Setelah membuat teh, sebaiknya jangan buang kantong tehnya. Pasalnya, kantong teh yang masih dalam kondisi hangat bisa kamu gunakan untuk mengobati puting yang lecet. 

Follow our
media updates!

Namun, hanya kantong teh chamomile yang bisa memberikan manfaat tersebut. Dalam teh chamomile mengandung zat antimikroba dan anti inflamasi. Sehingga, sangat berguna untuk mengobati puting lecet dan dapat memberikan efek menenangkan pada kulit yang luka. 

Handuk Hangat

Ilustrasi handuk. (Special)

Cara selanjutnya yang bisa kamu coba untuk mengobati puting lecet adalah mengompresnya dengan handuk hangat. Kamu bisa gunakan handuk yang lembut dan celupkan pada air hangat. Setelah itu, tempelkan pada bagian puting yang luka.

Rasa hangat dari handuk tersebut dapat menenangkan kulit yang terluka sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan. Kamu juga bisa juga mandi air hangat yang akan membuatmu menjadi lebih rileks. 

Es Batu

Ilustrasi es batu. (Special)

Es batu juga bisa kamu gunakan untuk mengobati puting lecet. Namun, sebaiknya jangan menempelkan es batu secara langsung ke permukaan kulit karena dapat membuat kulit terbakar dan luka menjadi semakin parah.

Kamu bisa membungkus es batu dengan handuk yang lembut. Kemudian, gunakan untuk mengompres bagian puting yang lecet. Lakukan secara berulang untuk meredakan rasa nyeri dan mempercepat proses penyembuhan. 

Minyak Kelapa

Ilustrasi minyak kelapa. (Special)

Minyak kelapa merupakan bahan alami yang punya banyak manfaat, mulai dari untuk keperluan memasak, merawat rambut, dan bisa juga untuk menyembuhkan puting yang lecet. Kamu bisa oleskan secara rutin minyak kelapa pada area puting yang terluka. Kandungan yang ada pada minyak kelapa dapat mempercepat proses penyembuhan luka dan melembapkan kulit. 

Ladies, itulah tujuh bahan alami yang bisa kamu gunakan untuk mengatasi puting lecet karena menyusui. Jika sudah mencoba menggunakan bahan alami tersebut namun tak kunjung sembuh, kamu bisa segera konsultasi ke dokter, ya.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel