Ladiestory.id - Aktivis lingkungan, Tiza Mafira, mengungkapkan bahwa krisis ekologis atau krisis lingkungan telah terjadi. Hal itu diungkapkan saat ditemui pada pemutaran film “Eating Our Way To Extinction” yang dinarasikan oleh aktris Raline Shah di Flix Cinema, Ashta District 8, SCBD, Jakarta Pusat, pada Selasa (6/8/2022).
"Kehancuran ekologis itu gak perlu jauh-jauh itu apa, kita liat aja di sekitar kita, kita liat aja berita tiap hari yang terjadi sekarang. Jadi kalau orang suka bilang 'ya krisis iklim kan masih nanti ya 2030, 2050', kalau politisi suka ngomongnya ‘ya kita punya target 2050', kalau bicara krisis iklim, ya ampun jauh banget, itu sudah terjadi sekarang," ungkapnya.
"Eropa dan sekitarnya kekeringan selama dua bulan terakhir kemudian setelah kekeringan selesai diganti dengan kebanjiran, itu adalah krisis iklim yang sudah terjadi dan akan lebih sering terjadi," sambung Tiza.
Ya, dalam film yang dibahasa Indonesia berjudul "Kisah Manusia Merangkai Punah", menggambarkan bagaimana pola hidup manusia berdampak langsung pada kehancuran lingkungan. Salah satu pola hidup manusia adalah mengonsumsi makanan hewani.
Suguhan film menyentuh ini menjanjikan pengalaman visual yang indah dan belum pernah disaksikan sebelumnya, kendati pembahasan film yang terkesan berat. Film berdurasi 82 menit ini memberikan sudut pandang menarik yang memungkinkan penonton untuk mempertimbangkan kembali pilihan sehari-hari mereka. Tidak hanya itu, perspektif yang disuguhkan pada film ini juga mengajak pemangku kepentingan untuk menilik kembali bagaimana keputusan yang diambil mampu mempengaruhi lingkungan.
Selain narasi yang dibawakan apik oleh Raline Shah, film ini juga dilengkapi dengan berbagai perspektif ahli yang mengemukakan sudut pandangnya terkait topik film. Di antara deretan ilmuwan dan ahli yang ditampilkan sebagai narasumber film terdapat Prof. Olivier de Schutter, Eks-Special Rapporteur dari PBB dan Dr Marco Springmann, Peneliti Senior untuk Kelestarian Lingkungan, Oxford University.
Oleh sebab itu, lebih lanjut, perempuan dengan latar belakang hukum ini, mengaku sangat mendukung veganisme dan vegetarianisme untuk alasan lingkungan.
"Fokus saya di krisis iklim di isu plastic, tapi punya pengalaman pribadi juga. Jadi saya tuh mendukung sekali veganism, mendukung sekali vegateranianism untuk alasan lingkungan," sambungnya.