Ladiestory.id - Umat muslim di seluruh dunia saat ini tengah menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan 1445 H.
Bagi umat muslim, menjalankan ibadah puasa adalah kewajiban. Namun, bagi umat Islam yang memiliki gangguan makan, bulan Ramadan mungkin terasa penuh konflik dan tantangan.
Siklus puasa dan makan sehari-hari mungkin membuatmu merasa perlu membatasi asupan makanan, makan dalam jumlah banyak sekaligus, atau buang air besar setelah makan.
Gangguan makan atau eating disorder sendiri adalah perilaku terkait makan yang berlangsung terus-menerus sehingga menyebabkan masalah kesehatan serius, baik fisik maupun psikososial.
Eating disorder dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Dilansir dari Healthline, ada banyak hal yang bisa dilakukan dan memudahkan para pengidap eating disorder dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan. Berikut adalah tips yang bisa diikuti.
Menetapkan Batasan
Banyak umat Islam yang mengadakan pesta makan malam bersama orang-orang terkasih atau menghadiri acara buka puasa bersama pada saat bulan Ramadan.
Menetapkan batasan mungkin memilih untuk tidak menghadiri pesta makan malam atau tidak membicarakan tentang pesta jika hal ini membuat para pengidap eating disorder merasa tidak nyaman atau cemas.
Namun melakukan hal ini bukan berarti kamu harus melewatkan unsur sosial di bulan suci. Pertimbangkan untuk bertanya kepada orang-orang terkasih apakah mereka ingin bertemu di masjid untuk salat malam (Tarawih) atau menjadi sukarelawan untuk acara amal setempat bersama.
Meluangkan Waktu untuk Sahur
Selama Ramadan, umat Islam di seluruh dunia bangun sebelum matahari terbit untuk makan sahur, sebelum memulai hari puasa.
Jika kamu pengidap eating disorder memilih untuk berpuasa, penting untuk menyediakan waktu makan sahur guna menghemat energi sepanjang hari.
Pertimbangkan untuk mengonsumsi makanan yang tinggi protein dan mengandung lemak sehat serta karbohidrat kompleks. Makanan ini dapat mengurangi kemungkinan bagi para pengidap eating disorder merasa lelah atau lesu di siang hari.
Membuat Jurnal Refleksi Ramadan
Melewati bulan Ramadan mungkin memerlukan banyak kekuatan dan tekad, dan ini bisa menjadi lebih intens jika kamu memiliki gangguan pola makan.
Membuat jurnal bisa menjadi cara yang bagus untuk mengidentifikasi dan mencatat perasaanmu sepanjang bulan Ramadan.
Kemungkinan petunjuk jurnal meliputi:
- Emosi apa yang muncul dalam dirimu seputar makanan hari ini?
- Apakah ada situasi yang memicu pikiran atau perasaan cemas?
- Bagaimana kamu mengelola situasi tersebut, atau bagaimana kamu dapat mengelolanya di lain waktu?
- Apakah ada momen yang terasa menyenangkan?
- Bagaimana hari esok bisa lebih baik?
Melihat Salat Sebagai Kesempatan untuk Sadar
Salat wajib dilakukan lima kali sehari dalam Islam. Ini dapat memberikan kesempatan besar untuk beristirahat dari tugas sehari-harimu dan menemukan waktu untuk sadar diri.
Waktu salat bisa seperti mencari tempat yang tenang untuk berdoa, meluangkan waktu untuk merenung, dan fokus pada gerakanmu.
Menurut studi tahun 2017, ditemukan bahwa orang yang rutin salat sambil menerapkan mindfulness mengalami kesehatan mental yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak menerapkan.
Mempersiapkan Rencana Pencegahan
Jika menurutmu Ramadan dapat memperparah gejala gangguan makan atau menyebabkanmu mengalami perilaku yang tidak diinginkan terulang kembali, ada baiknya jika kamu menyusun rencana pencegahan terulangnya sebelum bulan suci dimulai atau kapan saja selama bulan tersebut.
Rencana tersebut mungkin mencakup daftar:
- Mencari tahu pemicunya, sehingga kamu dapat memikirkan cara untuk menghindarinya
- Menyusun strategi penanggulangan yang berhasil untukmu dan dapat kamu gunakan lagi
- Mencoba alat baru yang dapat kamu gunakan untuk mengurangi kemungkinan mengalami kegagalan
- Memiliki orang-orang yang dapat kamu andalkan dalam situasi sulit, seperti orang terkasih yang tepercaya atau terapis