Kedua orang tua adalah penyebab eksistensi (keberadaan) manusia di dunia ini. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya jika kita mempersembahkan bakti terbaik kepada kedua orang tua.
Berbakti kepada kedua orang tua, bukan karena menjadi hak orang tua yang harus dipenuhi oleh anak-anaknya. Namun, juga merupakan kewajiban yang bersifat pasti yang telah diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.
Berbakti kepada kedua orang tua memiliki arti patuh dan taat, tunduk juga hormat, menyayangi dan menghargai kedua orang tua. Berbakti kepada kedua orang tua dikenal dengan istilah Birrul Walidain dalam agama Islam.
Dikutip dari wikipedia, Birrul Walidain adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan kepada tindakan berbakti kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada orang tua ini hukumnya fardhu ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orang tuanya adalah non muslim.
Perilaku Birrul Walidain merupakan perilaku yang sangat terpuji dan merupakan perintah Allah SWT langsung di dalam Al-Quran.
Sebagaimana yang diajarkan di dalam islam, berbakti kepada kedua orang tua ini dianggap sebagai jalan jihad bagi setiap anak. Jihad memang tidak selalu mesti turun ke medan perang. Bahkan menuntut ilmu dan berbakti kepada kedua orang tua disebutkan pula sebagai jihad yang mendatangkan keutamaan pahala.
Kita harus berbakti kepada kedua orang tua yang telah mendidik kita serta merawat kita dengan ikhlas. Alasan mengapa kita harus berbakti kepada kedua orang tua kita yaitu karena hal ini merupakan kewajiban bagi setiap anak. Hal ini juga dipertegas di dalam seluruh kitab agama bahwa seorang anak hukumnya wajib mematuhi, menghormati, serta memuliakan kedua orang tuanya.
Dalam Quran Surat An Nisa ayat 36, Allah SWT berfirman tentang cara berbakti kepada orang tua
Arab: وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Latin: wa'budullāha wa lā tusyrikụ bihī syai`aw wa bil-wālidaini iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi waṣ-ṣāḥibi bil-jambi wabnis-sabīli wa mā malakat aimānukum, innallāha lā yuḥibbu mang kāna mukhtālan fakhụrā
Artinya: Dan sembah lah Allah dan jangan lah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.
Berikut di bawah ini adalah keberkahan yang diperoleh setiap anak jika berbakti kepada kedua orang tua.
1. Menjadi pelebur dosa-dosa besar sekalipun
2. Rezeki dimudahkan, keinginan terkabulkan terlebih jika didoakan oleh kedua orang tua
3. Mendapatkan kunci untuk masuk ke dalam surga Allah SWT
4. Diberi kemudahan oleh Allah semasa hidupnya
5. Mendapatkan pahala yang begitu besar
Berdasarkan petunjuk hadits Rasulullah SAW, di antara akibat baik (pahala) dan akibat buruk (siksa) yang tidak akan ditangguhkan hingga hari kiamat adalah berbakti kepada kedua orang tua dan durhaka kepadanya.
Bahkan, dengan berbakti kepada kedua orang tua, siapa pun yang berbuat durhaka kepada orang tua, maka akibat buruk pun akan segera didapatkannya.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Nabi Muhammad bersabda bahwa ada tiga amal yang tak akan terputus setelah meninggal, yakni sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.