Ladiestory.id - Menjalani pasang surut kehidupan dalam pernikahan dan berumah tangga tentunya tak selalu berakhir dengan kebahagiaan. Beberapa pasangan juga memilih jalan perceraian untuk mengakhiri momen sehidup semati yang diawali dengan konflik tak berkesudahan.
Ada banyak faktor pasangan memilih untuk bercerai, di antaranya karena masalh ekonomi, perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga hingga konflik yang mengorbankan kebahagiaan anak-anak yang perlu sosok hangatnya kedua orang tua.
Disisi lain, perceraian juga bisa memberikan dampak buruk terhadap psikis anak sehingga menimbulkan pergolakan dan mempengaruhi kualitas hidup anak, seperti 5 dampak yang telah terangkum berikut ini.
Timbulkan Depresi dan Trauma
Di dalam beberapa kasus, perkelahian orang tua juga kerap melibatkan anak, sehingga anak menjadi merasa depresi hingga trauma. Perubahan membuat segalanya terasa menakutkan bahkan bisa mempengaruhi kesehatan mental dan psikis anak. Selain itu, depresi yang berlebihan bisa membuat anak ingin melakukan perbuatan bunuh diri hingga melakukan perbuatan bebas yang bisa membahayakan dirinya.
Tumbuh Menjadi Pribadi yang Buruk
Tidak semua anak dari perceraian orang tua mengalami sisi perilaku yang buruk, namun terdapat beberapa kasus bahwa anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang buruk, emosi dan agresif diakibatkan imbas dari perceraian orang tuanya. Hilangnya keharmonisan dan kehangatan dalam keluarga membuat anak menjadi meras kesepian, murung, bahkan hilangnya perhatian dan rasa kepercayaan. Setelah perceraian, biasanya orangtua menjadi kurang konsisten memberi perhatian kepada anak sehingga anak merasa sesuatu telah berbeda bahkan kebahagiaan pun akan semakin hilang dalam dirinya.
Emosi Tidak Stabil
Kasus perceraian membuat anak harus menerima perubahan secara cepat, jelas hal ini membuat kondisi batinnya merasa terguncang, bahkan belum siap menerima keputusan yang diambil oleh kedua orang tuanya. Hilangnya peran orang tua yang lengkap membuatnya merasakan emosi dan pergolakan batin yang tidak stabil, sehingga anak menjadi merasa bingung, sedih, stress hingga berubah menjadi pribadi yang penuh rasa marah dan emosi. Anak memerlukan jalan keluar untuk emosi mereka, seperti untuk menyelesaikan masalah hingga teman untuk diajak bicara. Emosi yang timbul pada anak juga bisa disebabkan akibat efek perceraian kedua orang tuanya.
Terhambatnya Proses Jati Diri
Walaupun anak-anak dari kasus perceraian kedua orang tuanya dapat dikatakan sebagai anak yang mandiri, kuat dan berjiwa besar, namun di sisi lain, mereka menyimpan kesedihan dan keterpurukan dalam diri. Bahkan mereka merasa kehilangan tahapan penting atas peran orang tua sebagai agen sosial dalam rumah tangga yang bisa melihat perkembangan dan tumbuh kembang anak hingga dewasa. Perceraian dapat membuat anak tidak mampu mengendalikan diri serta sulit untuk pengambilan keputusan, selain itu anak akan mudah menjadi pribadi yang tertutup dan kurang melakukan sosialisasi.
Turunnya Motivasi Diri
Kurangnya peran orang tua di kehidupannya, membuat anak menjadi hilang motivasi terhadap diri sendiri bahkan kurangnya minat untuk berkembang akibat perasaan diabaikan dan perubahan berbeda yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Hal ini pun dapat mengganggu mental serta pikiran si anak bahkan bisa mempengaruhi prestasi atau nila akademisinya.