Ladiestory.id - Mengelola keuangan seringkali menjadi hal yang cukup sulit. Apalagi ketika memiliki pasangan yang bertentangan dalam memaknai uang. Alhasil timbul konflik yang berkepanjangan dalam biduk rumah tangga. Namun, jika kamu mengetahui cara dapat konflik keuangan pernikahan maka kamu akan lebih muda untuk menguasainya.
Konflik keuangan sangat perlu diselesaikan segera karena akan menyangkut dengan banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya, butuh kerja sama dari kedua pihak untuk mengaturnya. Jika salah satu saja enggan untuk berpartisipasi mengatur keuangan, maka akan sangat rentan pasangan tersebut untuk mengalami konflik.
Nah, kira-kira apa saja ya cara hadapi konflik keuangan pernikahan yang wajib kamu tahu? Langsung aja yuk, simak daftar lengkapnya berikut ini.
Bicarakan Kembali Tujuan Awal
Cara hadapi konflik keuangan pernikahan yang pertama harus kamu lakukan yaitu dengan membicarakan kembali tujuan awal. Terutama seputar keuangan yang diyakini selama ini.
Cobalah untuk menanyakan kepada pasangan mu, misalnya mengenai masa pensiun. Kapan pasanganmu ingin melakukan pensiun dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan usai pensiun? Kamu juga bisa menanyakan impiannya untuk lima hingga sepuluh tahun kedepan. Bagaimana ia akan menggunakan uang yang dimiliki untuk kehidupannya.
Cara semacam ini sangat efektif untuk membantu mu dan pasangan selalu berpikir positif. Apalagi menyangkut keuangan yang dapat berguna dalam mencapai berbagai tujuan pernikahan dalam hidup.
Akui Kesalahan Diri Sendiri
Seringkali, ketika melakukan diskusi perihal keuangan, kamu merasa tidak sedang melakukan kesalahan apapun. Namun, alangkah lebih baiknya mulailah dengan kamu mengakui kesalahan.
Hal yang dimaksud seperti evaluasi pengeluaran pribadimu dan pahami letak yang digunakan kemana saja hingga melebihi budget yang dianggarkan sebelumnya. Cara satu ini sangat efektif untuk membuat pasanganmu juga merasakan kebersamaan dalam pernikahan untuk memulai perubahan terutama terkait keuangan.
Selalu Fokus Pada Tujuan Awal
Usai membahas mengenai tujuan awal, tentunya kamu dan pasangan akan menemukan berbagai hal terkait permasalahan hingga solusi yang ada. Misalnya, kamu menyadari bahwa tagihan kartu kredit merupakan sumber pengeluaran dalam pernikahan menjadi meledak. Atau bahkan, kamu mengetahui bahwa kamu ingin memiliki anak.
Pembahasan semacam ini perlu untuk dikomunikasikan dengan pasangan. Sehingga, tidak akan membuat permasalahan keuangan haya semakin menumpuk. Begitupun dengan pasanganmu dapat lebih jernih dalam melihat tujuan dalam pernikahan yang tentunya lekat dengan keuangan.
Terapkan Sikap Adil
Cara hadapi konflik keuangan pernikahan yang selanjutnya yaitu menerapkan sikap adil. Ketika pasangan mengaku telah mengeluarkan uang terlalu banyak. Hindari sikap emosi atau menjadi marah yang meledak.
Pola kebiasan untuk menghabiskan uang seringkali cukup sulit dipatahkan. Apalagi, ketika seseorang telah memiliki kecanduan dalam hal berbelanja. Alasannya pun bisa dari kesenangan pribadi atau sekedar supaya di terima oleh lingkungan sekitar.
Dibandingkan marah, alangkah lebih baiknya untuk enyanyaan pendapat pasanganmu terkait pengeluaran uang yang dilakukannya. Apakah, hal tersebut merupakan sikap yang bijak atau hanya menghambur-hamburkan saja? Namun, tetap ingat untuk mengajaknya berdiskusi dengan kepala dingin.
Buatlah Kesepakatan Bersama
Cara hadapi konflik keuangan pernikahan pada urutan terakhir adalah dengan membuat kesepakatan bersama. Kamu dan pasangan bisa memulai dengan membuat daftar tujuan yang ingin dicapai bersama selama pernikahan. Mulailah untuk membayangkannya baik hal baik pada jangka pendek maupun panjang.
Misalnya, kamu dan pasangan ingin terbebas dari hutang atau memiliki rumah baru tanpa cicilan KPR. Maka, gunakan tujuan ini sebagai hal yang perlu diusahakan bersama. Supaya lebih bersemangat dan taat dengan misi-misi yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Maka, membuat kesepakatan yang ditandatangani bersama dapat menjadi solusi yang baik. Sehingga, kedua belah pihak merasa bertanggung jawab dengan pilihannya secara sadar.