1. Mom & Kids
  2. 5 Alasan Mengapa Sebaiknya Tidak Mengomeli Anak di Depan Umum
Mom & Kids

5 Alasan Mengapa Sebaiknya Tidak Mengomeli Anak di Depan Umum

5 Alasan Mengapa Sebaiknya Tidak Mengomeli Anak di Depan Umum

Karakteristik setiap orang tua tentu berbeda antara satu dengan yang lain, terlebih dalam hal membimbing anak-anak mereka. Ada yang mengajarkan anak-anaknya dengan cara yang halus dan lembut, bahkan ketika menegur anak yang melakukan kesalahan. Namun, ada pula yang memiliki karakter tegas dan terkesan galak ketika mengajari anak, termasuk ketika menegur anak yang kedapatan melakukan kesalahan, maupun ketika anak mendapat nilai buruk di sekolahnya. Biasanya, orang tua yang memiliki karakter tegas atau terkesan galak ini akan merasa perlu untuk memelototi anak yang bandel dan susah nurut, atau mengomeli anak di depan teman-teman mereka ketika ada yang mengadukan kesalahan si anak. Padahal, mengomeli anak di depan umum adalah kebiasaan yang mesti segera kita tinggalkan lho, Ladies. Mengapa demikian? Nah, beberapa alasan mengapa sebaiknya tidak mengomeli anak di depan umum seperti di bawah inilah jawabannya!

1. Dapat memengaruhi kesejahteraan emosional anak

Dapat memengaruhi kesejahteraan emosional anak
sumber: freepik.com

Anak-anak yang kerap diomeli orang tuanya di depan umum akan merasa dirinya buruk. Selain itu, rasa malu di dalam dirinya pun akan memuncak. Padahal, anak-anak itu sebenarnya mudah sekali dibentuk lho, Ladies. Misalnya saja, ketika orang tua membiasakannya untuk membuang sampah pada tempatnya, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang peduli pada lingkungan. Nah, kalau kamu malah memarahinya di depan umum, bisa jadi kelak anakmu pun akan mengikuti jejakmu yang suka marah-marah. Jadi, daripada menghabiskan energi dan memberi contoh yang buruk pada anak dengan mengomelinya di depan umum, ada baiknya jika kamu memberikan penjelasan tentang hal yang baik dan yang buruk secara lebih lembut dan menyenangkan.

2. Dapat membuat anak menjadi agresif

Dapat membuat anak menjadi agresif
sumber: freepik.com

Ingat pepatah yang menyatakan, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya? Yang artinya adalah sifat anak tidak jauh berbeda dengan ayah atau ibunya. Ya, ketika anak terbiasa tumbuh dengan omelan yang diberikan orang tua sepanjang waktunya berkembang, anak akan menyerap sikap agresif itu dan menggunakannya ketika ia sudah merasa mampu untuk menyerang siapapun. Bahkan, tak jarang anak bisa memarahi orang tuanya balik, sebab sikap yang sudah menjadi turun-temurun itu, Ladies. Tentu, ketika ia sudah merasa mampu, sikap agresifnya itu tak hanya digunakannya untuk menyerang keluarga, tetapi juga pasangan, teman, bahkan orang lain. Kecuali, jika anak bisa menjaga dirinya sendiri dari pengaruh buruk lingkungan yang menyebabkannya menjadi agresif.

3. Dapat membuat anak rendah diri

Dapat membuat anak rendah diri
sumber: freepik.com

Merasa dipermalukan di depan umum ketika dimarahi orang tuanya, anak pun akan merasa rendah diri. Ia akan kehilangan kepercayaan dirinya, sebab selalu saja salah di mata kedua orang tuanya ketika melakukan apapun. Ketika tumbuh dewasa, anak pun akan menjadi tidak percaya diri dengan segala keputusan yang akan diambilnya. Bisa jadi anak akan cenderung tidak mandiri dan bergantung kepada keputusan orang tuanya. Jadi, daripada membuat anak tidak percaya diri akan kemampuan yang dimilikinya, lebih baik jika kita mengajarkan anak untuk belajar dan mengambil hikmah dari kesalahan yang diperbuatnya, Ladies.

4. Dapat membuat anak membenci orang-orang di sekitarnya

Dapat membuat anak membenci orang-orang di sekitarnya
sumber: freepik.com

Ketika ada sekumpulan teman-temannya yang mengadukan kesalahan anak kepadamu, lantas kamu memarahi anak di depan mereka, bisa jadi anak akan membenci teman-temannya itu. Sebab, hal ini bisa menimbulkan kesalahpahaman pada anak, yang mengira karena perlakuan teman-temannya itulah maka ia diomeli oleh orang tuanya di depan umum. Nah, jika kamu sebagai orang tua terbiasa mengomeli anak di depan orang lain, maka anak juga akan membenci orang-orang yang ada di sekitarnya saat itu, tak terkecuali dengan saudara kandungnya sendiri. Tentu saja, ingatan anak ketika diomeli orang tuanya ini akan membekas selamanya di dalam pikiran dan hatinya.

5. Dapat mengembangkan emosi dan pikiran negatif anak

Dapat mengembangkan emosi dan pikiran negatif anak
sumber: freepik.com

Saat kamu mengomeli anak, otomatis intonasi suaramu pastilah akan meninggi dan terkesan berteriak. Nah, ketika anak merasakan namanya disebut secara kencang oleh orang tuanya, tentu akan memicu perasaan kesal, marah, dan malu sekaligus di dalam diri anak. Terlebih, ketika orang tua juga turut membahas kesalahan-kesalahan anak di muka umum dengan intonasi yang sama kerasnya. Di saat itu pulalah, emosi dan pikiran negatif anak akan berkembang dan terus bertumbuh dengan sendirinya, selama orang tuanya masih melakukan tindakan yang sama sepanjang waktu.

Setelah, mengetahui dampak negatif yang akan dirasakan anak ketika orang tua mengomelinya di depan umum, ada baiknya jika kamu mengubah kebiasaanmu ketika menghadapi anak yang melakukan kesalahan, Ladies. Daripada mengomelinya di depan umum, lebih baik segera tenangkan hatinya. Lalu, bimbinglah anak dengan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang baik dan buruk, dengan perlakuan yang tetap lembut seperti biasanya.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel