Fondasi yang kuat untuk hubungan apa pun adalah kepercayaan. Dalam hubungan apa pun, kepercayaan adalah perekat yang membuat dua orang tetap bersama meskipun ada konflik yang mungkin mereka hadapi. Kepercayaan juga harus kamu tanamkan dalam hubunganmu dengan anak dan tentunya kepercayaanmu dengan anak akan berbeda dengan kepercayaan yang kamu terapkan pada orang lain. “Dalam pekerjaan saya, banyak orang tua menanyakan kepada saya bahwa mereka ingin menemukan cara untuk membangun kepercayaan antara mereka dengan anak mereka,” kata seorang psikolog klinis Danni Zhang dari New Vision Psychology. Ketika anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka akan mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental. Keinginan mereka untuk kebebasan dan privasi itu perlu diseimbangkan dengan hati-hati dan kepercayaan adalah landasan hubungan yang sehat.
Beberapa anak dan remaja mengalami kesulitan mempercayai orang tua mereka. Ini bisa karena takut mengecewakan orang tua mereka, sejarah komunikasi yang buruk, atau pengalaman yang telah membuat mereka merasakan cara tertentu tentang hubungan mereka dengan orang tua mereka. Akibatnya, anak-anak berbohong dan memilih untuk tidak mengungkapkan semua fakta kepada orang tua mereka. Hal ini pada gilirannya membuat orang tua merasa seolah-olah tidak dapat mempercayai anak-anak mereka. Ketika kepercayaan rusak, begitu pula hubungannya. Membangun kepercayaan itu membutuhkan waktu dan tidak bisa terburu-buru. Berikut ada 3 tips untuk memperkuat komunikasi kamu dengan anak-anak agar dapat membangun kepercayaan yang sehat.
1. Cobalah untuk jujur
Unsur terpenting dalam membangun kepercayaan dalam hubungan apa pun adalah kejujuran. Dengan tidak membohongi anak-anakmu, mereka perlahan akan mulai mendapatkan kepercayaan padamu. Menggunakan tindakan dan kata-kata untuk memanipulasi perilaku mereka akan menempatkan keraguan dalam pikiran mereka, dan ini adalah bagaimana mereka akan kehilangan kepercayaan padamu. Anak-anak itu cerdas untuk mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, jadi bagaimanapun, jangan mencoba untuk menyembunyikan kebenaran dari mereka. Cara sederhana untuk menjelaskan kepada mereka adalah dengan terlebih dahulu mengakui apa yang telah mereka temukan. Jika itu adalah tentang konten dewasa, maka kamu dapat memberi tahu mereka bahwa kamu tidak bisa memberikan informasi lebih jauh karena mereka belum cukup umur. Jangan menepisnya dengan kebohongan karena mereka akan memiliki keraguan dan kehilangan kepercayaan padamu. Cukup jelaskan secara pelan kepada mereka.
2. Dengarkan dan pahami anakmu
Banyak orang tua hanya akan mendengarkan anak-anak mereka tapi tidak benar-benar memahami mereka. Jangan hanya berasumsi, pahami sepenuhnya pesan yang ingin disampaikan oleh anakmu. Juga, ketahui apa yang mereka rasakan sebelum memberikan kesimpulan atau menghakimi. Perhatikan perilaku mereka dan tentukan apakah mereka hanya tertarik untuk mengatakan sesuatu kepada mereka, atau mereka sangat khawatir. Biasanya, anak itu hanya perlu kamu mendengarkan apa yang mereka katakana dan menjernihkan hal-hal di kepala mereka.
3. Rasa saling menghormati akan menguntungkan
Seperti kata pepatah, rasa hormat adalah jalan dua arah. Kamu harus menghormati seseorang sehingga mereka memberimu rasa hormat yang sama. Namun, banyak orang tua melupakan ini karena mereka adalah bos bagi anak-anak mereka dan ini membuat anak kehilangan kepercayaan padamu. Tetapkan Batasan dan aturan di rumah, tetapi lakukan dengan empati dan dengan hormat. Dengan cara ini, anakmu belajar untuk memperlakukan orang lain dengan hormat, dan mereka akan dihormati juga. Dalam prosesnya, anakmu akan mempercayaimu sepenuhnya, dan kamu akan memiliki ikatan yang lebih kuat. Misalnya, saat sedang bersama anak-anak, singkirkan teleponmu. Jika kamu membalas email saat kamu berada di dekat anak-anak tapi melarang mereka menggunakan ponsel mereka secara berlebihan, tindakanmu tidak sesuai dengan kata-katamu. Artinya, ponselmu tidak boleh dijadikan sebagai musuh, melainkan terapkan kebiasaan gaya hidup yang sesuai jika anak-anakmu mulai menirunya.
Sebagai orang tua, sudah sepatutnya aktif bertanya kepada anak bagaimana perkembangannya dan memberikan kepercayaan pada anak juga hal yang penting agar sang anak tahu bahwa dirinya dapat dipercaya.